Kamis, 29 Mei 2014

renungan

Sudahkah Al-Qur'an Menjadi Penghibur Diri Kita?!


Sudahkah Al-Qur'an Menjadi Penghibur Diri Kita?!

Pertanyaan yang tidak perlu dijawab dengan jawaban lisan. Tapi hanya perlu direspon oleh kesadaran kita masing-masing.

Hiburan. Ya ini mungkin salah satu kalimat yang langsung mengarahkan kita pada sebuah aktifitas yang santai, merefresh diri, menyenangkan jiwa dan tentunya juga tidak perlu berpayah-payah.

Kita tidak memungkiri bahwa hiburan itu amat perlu dalam kehidupan ini. Bahkan, kalau bukan karena hidup ini ada seninya, tentunya Allah tidak akan bersusah payah mendesign alam semesta yang begitu eloknya. Karena di sana terbentang segala apa yang bisa menyenangkan dan menghibur jiwa.

Tapi, seringkali banyak di antara umat Islam yang keliru dalam memilih hiburan. Hiburan hanya dianggap sebagai pelipur lara dan penghilang penat barang sekejap dari kesibukan dunia yang meletihkan. Padahal dalam Islam -kalau kita mau tahu saja- hiburan itu sifatnya yang penting bisa membuat jiwa senang tanpa harus keluar biaya besar apalagi sampai kelewat batas ketentuan Allah swt.

Hiburan Rasulullah Saw:

Sejenak mari kita simak, hiburan apa saja yang telah dilakukan oleh Rasulullah Saw sebagai suri tauladan kita?

Sholat:

Dalam sebuah haditsnya Rasulullah Saw mensinyalir bahwa shalat adalah hiburan. Beliau selalu meminta sahabatnya Bilal bin Rabah untuk mengumandangkan azan apabila sudah saatnya masuk waktu shalat. Shalat juga disebut dengan qurrotu 'aini (penyejuk mata). Mengapa? Karena dalam shalat jiwa seorang hamba yang letih dengan hingar-bingar kehidupan dunia akan terangkat menuju Allah dan kenikmatan beribadah pada-Nya. Begitulah Rasulullah setiap kali membutuhkan hiburan yang dapat menyenangkan jiwanya.

Membaca al-Qur'an:

Begitu pula, hiburan lain beliau adalah membaca ayat-ayat suci al-Qur'an.Dalam sebuah doanya yang populer beliau bersabda:

اللهم اجعل القرآن ربيع قلوبنا....إلخ

"Ya Allah jadikanlah al-Qur'an sebagai penyejuk hati-hati kami...dst"

Benar, jiwa kita butuh penyejuk yang dapat melembutkan. Bukan malah justru mengeraskan hati dan melalaikannya. Dan sebaik-baik penyejuk hati serta jiwa yang paling melembutkan adalah ayat-ayat al-Qur'an. Di dalam tertera nasehat-nasehat ilahi dan untaian-untaian yang memotivasi diri kita. Baik dilakukan dengan cara membacanya langsung ataupun mendengarkannya dari orang lain.

Rasulullah sendiri pernah minta diperdengarkan bacaan al-Qur'an dari sahabat Abdullah bin Mas'ud radiyallanhu anhu. Padahal al-Qur'an itu sendiri turun kepada beliau. Tapi alasannya, karena beliau suka mendengarkannya dari lantunan bacaan orang lain. Tentu ini dengan bacaan yang baik, lancar, indah suaranya disertai tajwid yang benar. Bukan sembarang bacaan.

Anak Keturunan:

Di antara ciri orang hamba Allah yang Maha Pengasih adalah berdoa agar istri dan anak-anaknya menjadi qurrota a'yun dalam hidupnya. Dalam arti penyejuk mata yang bisa menghilangkan penatnya kehidupan dan beban hidup dunia. Saat ini banyak sekali keluarga muslim yang menginginkan anak-anaknya pandai membaca dan memiliki hafalan al-Qur'an yang banyak, lalu kemudian mereka menitipkan buah hati mereka di sekolah-sekolah Islam. Supaya suatu saat nanti mereka bisa membacakannya di hadapan orangtua mereka sebagai imam dan suatu kebangaan tersendiri.

Allah berfirman:

"Dan orang-orang yang mengatakan: "Ya Tuhan kami, karuniakanlah kepada kami dari istri-istri kami dan keturunan kami penyejuk hati dan jadikanlah kami sebagai pemimpin (imam) bagi orang-orang yang bertakwa." (Qs al-Furqon: 74)

Sungguh ini adalah hal sangat bagus, mengingat betapa banyak orangtua yang miskin pemikiran, lalu memberikan hiburan kepada anak-anaknya dengan game-game yang berlebihan dan akhirnya melalaikan dari kewajibannya terhadap ilmu pengetahuan dan agama.

Malah, belum lama ini, terdengar issu yang cukup memprihatinkan yang dicontohkan oleh (maaf) selebriti yang terbiasa memberikan 'hiburan' kepada generasi muda. Mereka terjerat dan tertangkap sebagai pengguna narkoba. Nauzubillah. Padahal kalau dilihat kartu identitas pribadinya, agamanya adalah Islam. Lalu, di manakah jati diri keislamannya itu?

Inilah cara-cara yang salah. Alih-alih memberikan 'hiburan' yang bermanfaat, malah mereka sendiri yang terjerumus ke dalam kubangan dosa dan kejahatan. Dan tentu bukan hanya mereka. Di belakang mereka ada ribuan generasi muda yang juga tengah mencari hiburan dan jati diri mereka.

Oleh karena itu, sebelum terlambat dan menyesal di kemudian hari, marilah kita perkenalkan diri kita lebih jauh dengan nilai-nilai al-Qur'an dan mempelajarinya. Begitu juga dengan keluarga dan masyarakat sehingga negeri ini dapat menjadi baldatun thoyyibatun wa robbun ghafuur. Amiin

Wallahu A'lam bish-Showab

Tidak ada komentar:

Posting Komentar