Kamis, 29 Mei 2014

islam

Sistem Masyarakat Islam dalam
Al Qur'an & Sunnah

oleh Dr. Al hafidz m.kemal irsyadul ibad.Lc.

GAMBARAN TRADISI MASYARAKAT ISLAM

Sesungguhnya tradisi, tata kehidupan dan kebiasaan masyarakat Islam itu ditetapkan oleh Islam untuk ber-khidmah (mengkosentrasikan diri) terhadap aqidah dan ibadahnya, pemikiran dan perasaannya, kemudian akhlaq dan kemuliaannya.
Di antara tata kehidupan masyarakat Islam adalah mereka tidur di awal waktu dan bangun di awal waktu juga. Sehingga orang-orangnya menikmati tidur yang tenang dan nyenyak di malam hari, di mana Allah menjadikan malam itu sebagai pakaian untuk memenuhi kesehatan dan kekuatan mereka yang tidak bisa diperoleh dengan begadang panjang. Setelah itu manusia bisa merasakan nimatnya bangun pada waktu pagi yang penuh berkah dan menghirup udara pagi yang bersih. Perubahan yang indah dan terasa punya nilai khusus ini sangat terkait dengan ibadah shalat fajar (subuh). Mereka bangun di waktu fajar dan melaksanakan shalat itu pada waktunya sebelum matahari terbit.
Dari sinilah menjadi jelas bahwa sesungguhnya tata cara kehidupan masyarakat Islam itu tidak terpisah dengan faktor-faktor yang lainnya.
Sisi lain dari tata cara kehidupan masyarakat Islam adalah bahwa sesungguhnya tidak diperbolehkan seorang laki-laki menyendiri dengan wanita lain tanpa ada suaminya atau muhrimnya, sebagaimana tidak diperbolehkan bagi wanita bepergian sendiri. tanpa suami atau muhrim. Sesungguhnya wanita Muslimah itu wajib menutup aurat dan memelihara kehormatannya. Maka tidak boleh bagi wanita Muslimah menampakkan perhiasannya kecuali yang kelihatan seperti wajah dan kedua telapak, dan diharamkan baginya untuk tabarruj (berdandan) seperti dandanan jahiliyah. Dilarang menampakkan kedua lengannya, betisnya, lehernya atau rambutnya atau yang lainnya sebagaimana itu dilakukan oleh wanita modern karena taqlid (mengekor) pada peradaban jahiliyah, peradaban barat.
Tata cara pakaian yang Islami seperti ini bukanlah sekedar formalitas yang tanpa makna. Tetapi berdasarkan pertimbangan terhadap kondisi masing-masing dari laki-laki dan wanita guna menjaga keluhuran akhlaq dalam masyarakat, nilai 'afaf (pemeliharaan diri) dan rasa malu yang itu merupakan keutamaan manusia yang tinggi nilainya. Islam menganggap zina sebagai perbuatan keji dan suatu bentuk tindak kriminalitas yang sangat berbahaya bagi pribadi dan keluarga pelaku, serta masyarakat pada umumnya apabila itu sampai merajalela. Karena akibatnya adalah dominasi syahwat, rusaknya pemuda, menyebarnya pengkhianatan dan menimbulkan keraguan suami istri, tersebarnya penyakit kelamin, banyaknya anak-anak temuan dan anak-anak "haram," bercampur aduknya keturunan, terlepasnya ikatan-ikatan keluarga dan dekadensi moral. Benarlah firman Allah SWT:
"Dan janganlah kamu mendekati zina, sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk." (Al Isra': 32)
Apabila zina itu merupakan perbuatan keji dan jalan yang buruk maka segala jalan yang menuju ke arah itu harus ditutup. Adab Islam datang memberi upaya preventif dengan melarang tabarruj (berdandan) yang merangsang guna mencegah terjadinya fitnah, baik yang zhahir maupun yang bersifat bathin. Allah SWT berfirman:
"Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman, "Hendaklah mereka menahan (menundukkan) pandangannya, dan memelihara kemaluannnya; yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat. Katakanlah kepada wanita yang beriman, "Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dan padanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain jilbab ke dadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya, kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putra-putra mereka, atau putra-putra suami mereka, atau saudara laki-laki mereka." (An-Nur: 30-31)
Termasuk juga dalam tata cara kehidupan masyarakat Islam adalah bahwa di antara anak dan orang tua ada ikatan yang abadi dan suci, yang tidak terputus dengan sampainya anak pada usia baligh, atau dengan kemandiriannya di bidang ekonomi, atau dengan pernikahannya. Tidak seperti di kalangan orang-orang Barat, yang apabila anak-anak mereka telah besar (dewasa) dan menikah seakan-akan menjadi asing dari kedua orang tuanya. Hampir-hampir mereka tidak saling mengenal lagi kecuali dalam acara-acara tertentu jika sang anak menyapanya. Bahkan Islam telah memperluas wilayah keluarga hingga hubungan kerabat dari ushul (ke atas) sampai furu' (ke bawah) dan ashabah serta setiap yang termasuk muhrim dari laki-laki dan wanita. Maka kakek, nenek, cucu, paman, bibi dan anak-anak mereka, semuanya itu adalah sanak famili (arham) yang wajib disambung dan kerabat yang wajib diperhatikan serta memiliki hak-hak yang wajib dipenuhi. Yaitu dengan berziarah, kasih sayang dan berbuat baik sampai pada kewajiban nafkah dan memelihara hubungan dengan baik, Allah SWT berfirman:
"Dan bertaqwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) namaNya kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturrahim Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu."(An-Nisa': l)
"Orang-orang yang mempunyai hubungan kerabat itu sebagiannya berhak terhadap sesamannya (daripada yang bukan kerabat) di dalam kitab Allah. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala sesuatu." (Al Anfal: 75)
"Dan berikanlah kepada keluarga-keluarga yang dekat akan haknya, kepada orang miskin dan orang yang dalam perjalanan; dan janganlah kamu menghambur-hamburkan hartamu secara boros." (Al Isra': 26)
Di antara tata cara kehidupan masyarakat Islam dan kebiasaannya adalah mereka tidak makan bangkai, darah, daging babi dan binatang yang dikorbankan kepada selain Allah. Mereka juga tidak minum khamr dan minuman-minuman keras dari jenis yang lain, dan tidak menyuguhkan sedikit pun dari minuman itu pada jamuan-jamuannya. Mereka makan dan minum dengan tangan kanan, memulai makan dengan membaca basmallah dan mengakhirinya dengan membaca hamdalah serta tidak makan atau minum dalam bejana dari emas atau perak.
Termasuk juga dalam adab tata cara kehidupan masyarakat Islam adalah menyebarkan ucapan salam. Ucapan itu merupakan bentuk penghormatan kaum Muslimin terhadap sesama mereka. Mengucapkannya Sunnah, tetapi menjawabnya fardhu kifayah dan Allah telah memberi kecukupan kepada kaum Muslimin dengan penghormatan itu. Tidak seperti penghormatan jahiliyah dengan cara sujud, membungkuk atau perkataan 'selamat pagi' dan 'selamat sore'. Rasulullah SAW telah menjelaskan kaidah-kaidah penghormatan salam ini sehingga manusia tidak saling bermalasan untuk memulainya ketika mereka bertemu, yakni yang muda menyalami yang tua, yang sedikit menyalami yang banyak dan yang lewat menyalami yang duduk. Allah SWT berfirman:
"Apabila kamu dihormati dengan suatu penghorrnatan, maka balaslah penghormatan itu dengan yang lebih baik atau balaslah (dengan balasan yang serupa)." (An Nisa': 86)
"Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memasuki rumah yang bukan rumahmu sebelum meminta izin dan memberi salam kepada penghunirya. Yang demikian itu lebih baik bagimu, agar kamu selalu ingat. Jika kamu tidak menemui seseorang pun di dalamnya, makajanganlah kamu masuk sebelum kamu mendapat izin. Dan jika dikatakan kepadamu, "Kembali sajalah," maka hendaklah kamu kembali, itu lebih suci bagimu dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan." (An Nur: 27-28)
Di antara adab masyarakat Islam yang lain adalah berbuat baik kepada tetangga, memuliakan tamu, mendoakan orang yang bersin yang membaca hamdalah, menjenguk orang sakit, mengiring jenazah, ber-ta'ziah kepada orangyang terkena musibah, dan lain-lain dari akhlaq Islami yang hukumnya berbeda-beda antara yang satu dengan yang lainnya. Ada yang wajib, sunnati dan ada pula yang mandub

islami

Sistem Masyarakat Islam dalam
Al Qur'an & Sunnah

oleh Dr. Al hafidz m.kemal irsyadul ibad 
 
  Masyarakat Islam saat ini harus dibebaskan dari dua bentuk pemikiran (paham) yang ditransfer kepada mereka dari tatanan masyarakat lain dan telah merasuk ke seluruh lapisan masyarakat, baik masyarakat awam maupun cendekiawan dan ulamanya.
Dua pemikiran itu adalah:
Pertama, berbagai pemahaman yang mempengaruhi kaum Muslimin pada masa-masa terjajah berupa kesalahfahaman mereka tentang Islam. Seperti memahami zuhud dengan meninggalkan sama sekali kehidupan (dunia) ini sehingga dikuasai oleh orang-orang yang kufur; memahami keimanan terhadap taqdir seperti yang difahami oleh kaum Jabariyah; memahami bahwa fiqih adalah mengutip pendapat orang-orang (ulama) dahulu; memahami bahwa pintu ijtihad itu telah ditutup, akal itu berlawanan dengan wahyu; menganggap wanita sebagai sarang (perangkap) syetan; juga pemahaman bahwa Al Qur'an itu bisa digantung untuk memelihara diri dari jin; atau bahwa berkah Sunnah itu terletak pada pembacaan Shahih Bukhari ketika terjadi kesedihan (musibah); dan memahami masalah wali dan karamah dengan pemahaman yang bertentangan dengan sunnatullah. Dan masih banyak lagi pemahaman yang lainnya yang berkembang pada masa kebekuan ilmu dan pemikiran, taklid di bidang fiqih, perdebatan ilmu kalam, penyimpangan di bidang peribadatan, diktator politik dan dekadensi peradaban.
Kedua, berbagai pemahaman yang menyerang masyarakat kita (kaum Muslimin) bersamaan dengan serangan penjajah. Ia masuk dari pintunya, berjalan bersama rombongannya, berlindung di belakangnya dan menjadikan mereka (penjajah) sebagai kiblat dan imamnya, padahal belum pernah ada perjanjian antara mereka dengan kita, bahkan belum pernah terlintas di benak kita.
Itulah pemikiran-pemikian yang menyimpang berkaitan dengan agama dan dunia, laki-laki dan wanita, keutamaan dan kerendahan, kebebasan dan kejumudan, kemajuan dan kemunduran, halal dan haram dan sebagainya. Pemahaman-pemahaman yang membuat rancu/kabur batas-batas yang memisahkan antara kebebasan berfikir dengan kebebasan kufur, antara kebebasan huquq (hak-hak) dengan kebebasan jusuq (kefasikan), antara ilmiyah dan 'ilmaniyah (sekulerisasi), antara diniyah (agama) dan daulah (negara) Islamiyah.
Itulah mufahim (berbagai pemahaman) ghazwul fikri yang menganggap beriman kepada barang ghaib sebagai keterbelakangan, berpegang teguh pada perilaku pada syari'at Allah adalah sikap ekstrim, beramar ma'ruf dan nahi munkar dianggap ikut campur dalam urusan orang lain, percampuran laki-laki dan perempuan tanpa batas dianggap sebagai wujud kebebasan, kembalinya wanita Muslimah untuk mengenakan hijab syar'i (pakaian yang menutup auratnya) dianggap sebagai kemunduran, memanfaatkan warisan (khasanah) Islam dianggap fanatik, menjadikan ulama sebagai panutan dianggap kuno, sementara para "da'i" (missionaris) Barat dianggap sebagai cendekiawan yang menerangi peradaban ummat.
Maka wajib bagi para da'i, para ulama dan para pemikir lslam untuk mendahulukan pemikiran-pemikiran lslam yang shahih dan orisinil untuk menggusur dan menggeser pemikiran dan pemahaman Barat yang sempat merasuk, baik itu yang lama maupun yang baru. Kedua-duanya sama saja dalam hal menggambarkan lslam dalam wajah yang tidak sesuai aslinya. Semua pemikiran itu beracun, merusak dan sudah basi. Atau sebagaimana dikatakan oleh Ustadz Malik bin Nabi sebagai pemikiran yang mati dan mematikan.
Dari sisi lain, jika kita lihat pada permasalahan ini dalam kerangka keadilan, untuk dapat terhindar dari ekstrimintas maka kita harus mengambil pemahaman yang tengah-tengah. Kita menolak segala bentuk sikap berlebihan, baik ghuluw (berlebihan) maupun iftrath (menyepelekan) sebagaimana yang dilakukan oleh kelompok-kelompok sekuler dan gerakan pembaratan.
Telah saya sebutkan dalam kitab saya "Al Islam Wal 'Ilmaniyah" delapan belas pemahaman pokok tentang lslam. Dengannya saya ingin membatasi gambaran lslam yang saya dakwahkan, sehingga tidak ada yang mengira bahwa saya berdakwah kepada lslam yang sulit atau tidak jelas atau khayalan sehingga bisa diinterpretasikan oleh siapa pun sesuai yang mereka inginkan.
Di sini saya kemukakan sekumpulan pemikiran lslam yang cemerlang, sederhana dan lurus yang dibuat oleh ustadz Dr. Ahmad Kamal Abu Majd. Saya sependapat dengan pemikiran beliau secara umum, meski saya juga berbeda dalam sebagian uraiannya.
Kitab ini sendiri mengemukakan gambaran tentang masyarakat lslam yang kita cita-citakan dalam kerangka pemahaman madrasah wushtha (aliran tengah) yang memadukan antara akal dan wahyu, antara agama dan dunia, dan mengkompromikan antara muhkamaatisy syar'i (kekuatan syar'i) dan muqtadhayaatul 'ashri (tuntutan zaman). Menyeimbangkan antara hal-hal yang konstan (tsawaabit) dan yang mengenal perubahan, menggabung antara salafiyah dan tajdid (yang lama dan yang baru), serta percaya terhadap keterbukaan tanpa harus meleleh/larut dan toleran dengan kebatilan.

islami

Sistem Masyarakat Islam dalam
Al Qur'an & Sunnah

oleh Prof.Dr.syekh alhafidz kemal irsyadul ibad
 
 
 

MAKNA TEGAKNYA MASYARAKAT DI ATAS AQIDAH ISLAMI

Inilah aqidah yang tegak di atasnya masyarakat Islam. yaitu aqidah "Laa ilaaha illallah Muhammadan Rasuulullah." Makna dari ungkapan tersebut adalah bahwa masyarakat Islam benar-benar memuliakan dan menghargai aqidah itu dan berusaha untuk memperkuat aqidah tersebut di dalam akal maupun hati. Masyarakat itu juga mendidik generasi Islam untuk memiliki aqidah tersebut dan berusaha menghalau pemikiran-pemikiran yang tidak benar dan syubhat yang menyesatkan. Ia juga berupaya menampakkan (memperjelas) keutamaan-keutamaan aqidah dan pengaruhnya dalam kehidupan individu maupun sosial dengan (melalui) alat komunikasi yang berpengaruh dalam masyarakat, seperti masjid-masjid, sekolah-sekolah, surat-surat kabar, radio, televisi, sandiwara, bioskop dan seni dalam segala bidang, seperti puisi. prosa, kisah-kisah dan teater.
Bukanlah yang dimaksud membangun masyarakat Islam di atas dasar aqidah Islamiyah adalah dengan memaksa orang-orang non Muslim untuk meninggalkan aqidah mereka. Tidak!, karena hal ini tidak pernah terlintas dalam benak seorang Muslim terdahulu dan tidak akan terlintas di benak mereka untuk selamanya. Bukankah lslam telah mengumumkan dengan kata-kata yang jelas
"Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam); sesunggahnya telah jelas jalan yang benar daripada jalan sesat." (Al Baqarah: 256)
Sejarah telah membuktikan bahwa sesungguhnya masyarakat Islam pada masa-masa keemasannya adalah masyarakat yang paling toleran terhadap para penentangnya dalam aqidah. Fakta ini diperkuat oleh banyak pernyataan kesaksian orang-orang di luar islam sendiri.
Maksud dari tegaknya masyarakat, di atas aqidah Islam adalah bahwa masyarakat Islam itu bukanlah masyarakat yang terlepas dari segala ikatan, tetapi masyarakat yang komitmen dengan aqidah Islam. bukan masyarakat penyembah berhala, dan bukan masyarakat Yahudi atau Nasrani, bukan pula masyarakat liberal atau masyarakat Sosialis Marxisme, tetapi ia adalah masyarakat yang bertumpu pada aqidah tauhid atau aqidah Islam, di mana aqidah Islam itu selalu tinggi dan tidak ada yang menandingi. Islam tidak menerima jika kalian berada di masyarakat sementara kalian tidak berperan apa pun, dan tidak rela mengganti aqidah yang lain dengan aqidah Islamnya, sehingga bisa meluruskan pandangan manusia terhadap Allah, manusia, alam semesta dan kehidupan.
Bukanlah dikatakan masyarakat Islam itu masyarakat yang menyembunyikan asma"Allah" dalam arahan-arahannya, kemudian menggantinya dengan nama"Alam." Sebagai contoh terkadang kita katakan bahwa sungai-sungai adalah pemberian alam, hutan juga pemberian alam, alam itulah yang menciptakan dan yang mengembangkan segala sesuatu, bukan Allah yang menciptakan segala sesuatu, Rabb segala sesuatu dan pengatur segala sesuatu.
Sesungguhnya pandangan masyarakat Barat terhadap masalah ketuhanan dan kaitannya dengan alam semesta adalah bahwa Allah telah menciptakan alam, kemudian membiarkannya, maka tidak ada yang mengatur, tidak ada yang menguasai. Persepsi seperti ini mirip dengan persepsi yang diambil dari para filosof Yunani terhadap masalah ketuhanan, terutama Aristoteles yang tidak mengenal tuhan kecuali bagian dari dirinya, adapun pandangannya tentang alam, alam itu tidak ada yang mengatur dan tidak dikenal baik atau buruk dari tuhan. Dan yang lehih aneh dari pada itu adalah filsafat Aflathun yang tidak mengenal Tuhan sedikit pun, hingga dari dirinya.
Adapun persepsi masyarakat Islam tentang ketuhanan, maka itu tergambar dalam ayat-ayat berikut ini:
"Semua yang berada di langit dan yang berada di bumi bertasbih kepada Allah (menyatakan kebenaran Allah). Dan Dialah Yang Maha Kuasa atas segala sesuatu. Kepunyaan-Nya kerajaan langit dan bumi. Dia menghidupkan dan mematikan. Dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu. Dialah Yang Awal dan Yang Akhir Yang Zhahir dan Yang Bathin; dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu. Dialah Yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa; Kemudian Dia bersemayam di atas 'Arsy. Dia mengetahui apa yang masuk ke dalam bumi dan apa yang keluar dari padanya dan apa yang turun dari langit dan apa yang naik kepadanya. Dan Dia bersama kamu di mana saja kamu berada. Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan. Kepunyaan-Nyalah kerajaan langit dan bumi. Dan kepada Allah-lah dikembalikan segala sesuatu. Dialah yang memasukkan malam ke dalam siang dan memasukkan siang ke dalam malam. Dan Dia Maha Mengetahui segala isi hati." (Al Hadid: 14)
Bukanlah masyarakat Islam itu masyarakat yang mana pemahaman iman kepada Allah dan hari kemudian menjadi kendor, kemudian diganti dengan keyakinan terhadap aliran Wujudiyah, Qaumiyah atau Wathaniyah (kebangsaan atau Nasionalis), atau yang selain itu dari berhala-herhala yang disembah oleh manusia di sana sini, dari selain Allah atau bersama Allah, meskipun mereka tidak menamakan itu semua sebagai tuhan-tuhan mereka.
Bukan pula masyarakat Islam, masyarakat yang menyembunyikan nama"Muhammad" yang semestinya dianggap sebagai muwajjih yang ma'shum dan uswah yang ditaati, lalu membanggakan nama"Marx" dan"Lenin" atau yang lainnya dari para pemikir timur dan barat.
Bukan pula masyarakat Islam itu masyarakat yang mengabaikan kitab Allah Al Qur'an yang semestinya menjadi sumber petunjuk. sumber perundang-undangan dan hukum, kemudian memperhatikan kitah-kilab yang lainnya dan mengkultuskannya, dan menjadikan kitab-kitab itu sebagai rujukan pemikiran, perundang-undangan dan sistem perilaku atau diambil dari kitab-kitab itu nilai dan standar kehidupan.
Bukanlah masyarakat Islam itu masyarakat yang Allah, kitab-kitab-Nya dan rasul-rasul-Nya dihina (lecehkan) sementara manusianya diam terhadap kekufuran yang nyata ini, mereka tidak mampu memberikan pengajaran kepada orang yang kafir dan murtad atau menggertak orang zindiq yang menyeleweng, sehingga orang kafir itu berani menyebarkan di berbagai media secara terang-terangan ungkapan sebagai berikut, "Sesungguhnya manusza Arab modern adalah mereka yang menyakini bahwa Allah dan agama-agama adalah sesuatuyang usang dan layak disimpan dalam museum sejarah."
Bukanlah masyarakat Islam itu masyarakat yang mempersilahkan aqidah lain seperti aqidah Komunis, Sosialis dan Nasionalisme ekstrim menggeser aqidah Islamiyah. Sesungguhnya merupakan suatu kesalahan jika ada seseorang mengira bahwa faham Sosialis dan yang lainnya itu bukan aqidah yang bertentangan dengan Islam, tetapi ia sekedar aliran Ekonomi atau Sosial yang mengambil cara tertentu untuk mengatur kehidupan manusia, dan tidak berkaitan langsung dengan agama sehingga dikatakan sebagai aqidah, padahal kenyataannya bahwa Sosialisme menurut pencetusnya merupakan falsafah kehidupan yang komprehensif dan aqidah yang universal yang memberi pandangan terhadap alam, sejarah, kehidupan, manusia dan Tuhan yang jelas-jelas bertentangan dengan Pandangan Islam. Oleh karena itu sebagian orang mengistilahkannya sebagai "Agama tanpa wahyu."2)
Bukan pula masyarakat Islam itu masyarakat yang menjadikan masalah aqidah sebagai masalah sampingan dalam kehidupan ini, sehingga tidak dijadikan sebagai asas dari sistem pendidikan dan pengajaran, sistem pemikiran, sistem penerangan dan pengarahan' tidak pula dalam proses perubahan secara umum kecuali hanya bagian terkecil dan terbatas. Maka aqidah bukanlah pengarah dan penggerak yang pertama, dan bukan pula pengaruh yang pertama dalam kehidupan individu, keluarga maupun kemasyarakatan, akan tetapi aqidah dijadikan nomor dua dan ditempatkan di belakang, itupun kalau memang masih ada tempat.
Aqidah dalam kehidupan masyarakat Islam pertama yang telah dibina oleh Rasulullah SAW dan diwarisi oleh para sahabat dan tabi'in adalah merupakan motivasi, pengarah dan hal pertama yang mewarnai dalam kehidupan mereka, dan akhirnya dia menjadi ikatan pemersatu.
Aqidah merupakan sumber persepsi dan pemikiran. Aqidah juga merupakan asas keterikatan dan persatuan, asas hukum dan syari'at, sebagai motor penggerak dalam berharakah, ia juga merupakan sumber keutamaan dan akhlaq. Aqidah itulah yang telah mencetak para pahlawan (pejuang) di medan jihad dan untuk mencari syahid serta menempa setiap jiwa untuk berkurban dan itsar.
Demikianlah aqidah dan pengaruhnya dalam kehidupan masyarakat Islam yang pertama dan demikianlah hendaknya pengaruh aqidah dalam setiap masyarakat yang menginginkan menjadi masyarakat Islam, saat ini dan di masa yang akan datang.
Sesungguhnya aqidah Islamiyah dengan segala rukun dan karakteristiknya adalah merupakan dasar yang kokoh untuk membangun masyarakat yang kuat, karena itu bangunan yang tidak tegak di atas aqidah Islamiyah maka sama dengan membangun di atas pasir yang mudah runtuh.
Lebih buruk dari itu apabila bangunan yang mengaku Islam, ternyata berdiri di atas fondasi selain aqidah Islam, meskipun telah ditulis di papan nama dengan nama Islam, maka sesungguhnya itu merupakan pemalsuan di dalam materi dasar bangunan yang tidak menutup kemungkinan bangunan itu akan berakibat ambruk seluruhnya dan menimpa orangorang yang ada di dalamnya. Allah SWT berfirman:
"Maka apakah orang-orang yang mendirikan bangunannya di atas dasar taqwa kepada Allah dan keridlaan (Nya) itu yang baik, ataukah orang-orang yang mendirikan bangunannya di tepi jurang yang runtuh, lalu bangunannya itu jatuh bersama dengan dia ke dalam neraka Jahannam? Dan Allah tidak memberikan petunjuk kepada orang-orang yang dzalim." (At-Taubah: 109)
Sungguh kita telah melihat masyarakat Komunis pada masa-masa kejayaannya dan ketika berkuasa, mereka telah menjadikan aqidah Marxisme dan falsafahnya yang materialisme dalam undang-undang mereka secara terang-terangan. Mereka telah menyatakan bahwa tidak ada tuhan dan kehidupan adalah materi dalam aturan undang-undang mereka, dalam pendidikan dan pengajaran mereka dalam kebudayaan dan pers mereka, dan dalam seluruh sistem, lembaga dan sikap kebijakan politik mereka.
Inilah perhatian setiap masyarakat yang berideologi, maka sudah semestinya jika masyarakat Islam menjadi cermin yang akan memproyeksikan aqidah dan keimanannya serta pandangannya terhadap alam, manusia dan kehidupan dan pandangannya terhadap Sang pencipta yang memberikan kehidupan.
 
 
 
 

islam


MASYARAKAT ISLAM DALAM MENGHADAPI BAHAYA KEMURTADAN

Bahaya besar yang dihadapi oleh masyarakat Islam adalah ancaman terhadap aqidahnya, oleh karena itu murtad dari agama atau kufur setelah beriman merupakan bahaya terbesar bagi masyarakai Islami. Dan ini pula yang selalu diupayakan oleh musuh-musuh Islam untuk kemudian dapat mengacaukan barisan kaum Muslimin dengan kekuatan dan persenjataan serta berbagai bentuk makar dan tipu daya yang lain. Allah SWT berfirman:
"Mereka tidak henti-hentinya memerangi kamu sampai mereka (dapat, mengembalikan kamu dari agamamu (kepada kekafiran), seandainya mereka sanggup" (Al Baqarah: 217)
Dewasa ini masyarakat Islam menghadapi serangan-serangan yang keras dan serbuan-serbuan yang gencar yang bertujuan untuk mencabut nilai-nilai Islam dari akarnya. Di antaranya ini dilakukan melalui serangar missionaris kristen yang bekerja sama dengan imprealis barat. Mereka terus melakukan aktifitasnya di dunia Islam terutama di wilayah minoritas Muslim yang bertujuan untuk mengkristenkan kaum Muslimin di dunia Sebagaimana diumumkan dalam muktamar "Colorado" pada tahun 1978 yang membahas tidak kurang dari empat puluh agenda seputar Islam dan kaum Muslimin berikut strategi untuk menyebarkan agama nasrani di kalangan kaum Muslimin dengan dana seribu juta dolar. Selain itu telah didirikan lembaga "Zwemmer" untuk mencetak para spesialis dalam hal mengkristenkan kaum Muslimin.
Serangan juga dilakukan oleh kaum Komunis yang telah menjelajah negara-negara Islam secara keseluruhan, baik di Asia, Afrika maupun di Eropa. Mereka bekerja dengan segenap kemampuan untuk memadamkan Islam dan mengusirnya dari kehidupan ini secara total, kemudian mendidik generasi-generasi yang tidak lagi memahami Islam baik banyak atau sedikit.
Serangan lain juga dilakukan oleh kelompok sekuler anti agama yang secara terus menerus melakukan aktivitasnya sampai saat ini di tengah-tengah kehidupan kaum Muslimin. Kadang-kadang mereka bergerak secara terang-terangan dan kadang-kadang secara sembunyi. Mereka ingin menghilangkan ajaran Islam yang sebenarnya kemudian mengganti dengan Islam yang penuh khurafat, barangkali inilah yang merupakan serangan paling buruk dan paling berbahaya.
Kewajiban masyarakat Islam agar tetap bisa terpelihara keberadaan mereka' adalah berupaya memerangi kemurtadan dari mana saja sumbernya dan dalam bentuk apa pun. Masyarakat Islam hendaknya tidak memberi kesempatan kepada mereka sehingga tidak sampai menyebar/menjalar seperti menjalarnya api di daun-daun yang kering.
Itulah yang pernah dilakukan oleh Abu Bakar RA dan para sahabat yang lainnya, ketika memerangi orang-orang yang murtad, pengikut nabi-nabi palsu, yaitu Musailamah, Sajjah, Al Asady dan A1 'Anasy, hampir saja mereka melepaskan Islam dari ayunannya.
Merupakan suatu bahaya besar jika masyarakat Islam diuji dengan munculnya orang-orang yang murtad dan keluar dari agama. Kemurtadan menjadi menyebar luas, sementara kita tidak mendapatkan orang dapat menghadapi dan memberantasnya. Inilah yang diungkapkan oleh salah seorang ulama tentang kemurtadan yang ada saat ini dengan ungkapan: "Suatu kemurtadan yang tidak ada Abu Bakar di dalamnya."
Kita harus memberantas kemurtadan secara individu dan membatasinya' sehingga tidak menjalar baranya menjadi kemurtadan secara kolektif yang terstruktur' karena api unggun itu berasal dari api yang kecil.
Karena itulah para Fuqaha, bersepakat untuk memberikan hukuman pada orang yang murtad, meskipun mereka berbeda pendapat tentang batasan hukumannya. Adapun jumhur berpendapat mereka harus dibunuh, dan inilah pendapatnya madzahib empat, bahkan delapan imam.
Selain itu ada beberapa hadits shahih dari sejumlah sahabat, antara lain dari Ibnu Abbas, Abu Musa, Mu'adz, Ali. Utsman, Ibnu Mastud, Aisyah, Anas, Abu Hurairah, dan Mubawiyah bin Haidah RA.
Dalam haditsnya Ibnu Abbas RA dikatakan:
"Barangsiapa menukar mengganti agamanya maka bunuhlah ia." (HR. Al Jamaah kecuali Muslim)
Dalam haditsnya Ibnu Mas'ud dikatakan:
"Tidak halal darah seorang Muslim yang bersaksi bahwa tiada ilah selain Allah dan sesungguhnya aku adalah utusan Allah, kecuali (halal) dengan salah satu dari tiga: jiwa manusia dibalas dengan jiwa pula, duda yang bezina, orang yang meninggalkan agamanya dan orang yang berpisah dari jama 'ah." (HR. Al Jamaah)
Dalam riwayat lain disebutkan sebagai berikut:
"Seseorang yang kafir setelah Islam, atau berzina setelah menikah, atau membunuh jiwa yang tidak bersalah." (HR. Tirmidzi, Nasa'i dan Ibnu Majah)
Al 'Allamah Ibnu Rajab mengatakan: Hukuman bunuh untuk keseluruhan dari tiga hal tersebut itu telah menjadi konsensus kaum Muslimin.3)
Sahabat Ali RA pernah melaksanakan hukuman murtad kepada suatu kaum yang mengakui ketuhanannya, maka beliau membakar mereka dengan api. Yakni setelah mereka diperintah untuk bertaubat, tetapi mereka menolak, maka Ali RA melemparkan mereka ke dalam api.
Ibnu Abbas RA dalam hadits lain menolak hukum tersebut:
"Janganlah kamu sekalian menyiksa (menghukum) dengan siksa Allah (yaitu membakar)" dan Ibnu Abbas berpendapat bakwa yang wajib mereka itu dibunuh, bukan dibakar, maka khilaf (perselisihan) Ibnu Abbas di sini adalah dalam wasilah (sarana) bukan masalah mabda' (prinsip)."
Demikian juga Abu Musa dan Mu'adz pernah melaksanakan hukuman dengan membunuh terhadap orang Yahudi di Yaman yang Islam kemudian murtad, Mu'adz mengatakan, "Ini adalah hukuman Allah dan Rasul-Nya." (Muttafaqun 'Alaih).
Abdur Razzaq pernah meriwayatkan bahwa sesungguhnya Ibnu Mas'ud pernah menangkap suatu kaum yang murtad dari Islam yaitu dari penduduk Iraq' maka Ibnu Mas'ud berkirim surat kepada Umar untuk memberi tahu tentang mereka' dan Umar membalas suratnya dengan mengatakan:
"Tawarkan kepada mereka agama yang haq (benar) dan bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah, apabila mereka menerimanya maka lepaskanlah. Tetapi jika mereka tidak mau menerima maka bunuhlah mereka."Akhirnya sebagian dan mereka ada yang menerima, lalu dilepaskan, tetapi sebagian yang lainnnya tidak menerima, lalu dibunuh." (HR.Abdur Razzaq dalam kitab Mushannifnya)
Diriwayatkan dari Abi Amr Asy-Syaibani bahwa sesungguhnya Mustaurid Al 'Ajli telah masuk agama Nasrani setelah ia Islam, maka 'Utbah bin Firqid mengirimkannya kepada Ali, lalu Ali RA meminta kepadanya agar bertaubat, tetapi ia menolak maka Ali RA membunuhnya (diriwayatkan oleh Abdur Razzaq).
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah menjelaskan bahwa Nabi SAW pernah menerima taubatnya sekelompok dari orang-orang yang murtad dan memerintahkan untuk membunuh sekelompok lainnya. Disebabkan kemurtadan mereka akan membawa bahaya untuk Islam dan kaum Muslimin. Seperti perintah beliau untuk membunuh Miqyas bin Khababah pada peristiwa Fathu Makkah ketika ia murtad dan membunuh seorang Muslim serta mengambil hartanya dan ia tidak mau bertaubat."abi juga memerintahkan untuk membunuh kaum 'Uraniyyiin ketika mereka murtad dan berbuat kejahatan. Demikian juga Nabi SAW memerintahkan untuk membunuh Ibnu Khaththal ketika ia murtad dan mencaci maki serta membunuh seorang Muslim, dan memerintahkan untuk membunuh Abi Sarah ketika ia murtad dan mencaci maki Nabi serta membuat kebohongan. Ibnu Taimiyah memisahkan antara dua jenis: bahwa kemurtadan yang murni (tidak disertai dengan kejahatan) itu diterima taubatnya, sedangkan kemurtadan yang disertai dengan memerangi/memusuhi Allah dan Rasul-Nya serta berusaha membuat kerusakan di bumi ini, maka dia tidak diterima taubatnya sebelum ia mampu.4)
Ada yang mengatakan: Belum pernah ada riwayat yang mengatakan bahwa Rasulullah SAW pernah membunuh orang yang murtad, sehingga apa yang dikemukakan oleh Ibnu Taimiyah bertentangan dengan pendapat ini dan seandainya itu benar maka dosa ini belum pernah muncul di masa Nabi, sebagaimana Nabi belum pernah memberikan sanksi kepada seseorang yang berbuat seperti perbuatan kaumnya Nabi Luth, karena memang belum pernah ada di masa beliau SAW
Meskipun Jumhur ulama mengatakan dibunuhnya orang yang murtad, tapi ada riwayat dari Umar bin Khaththab yang bertentangan dengan itu.
Abdur Razzaq, Al Baihaqi dan Ibnu Hazm meriwayatkan bahwa Anas pernah kembali dari"Tustar," maka ia datang menghadap Umar RA, lalu Umar bertanya, "Apa yang diperbuat oleh enam orang dari kelompoknya Bikr bin Wail yaitu orang-orang yang murtad dari Islam' lalu bergabung dengan orang-orang musyrik?" Anas menjawab, "wahai Amirul Mukminin, mereka itu kaum yang murtad dari Islam lalu bergabung dengan orang-orang musyrik, mereka dibunuh dengan peperangan," maka Umar membaca Istrja' (Innaa lillaahi wa innaa ilaihi raaji'uun). Anas berkata, "Apakah tidak ada jalan lain kecuali dibunuh?." Umar bertanya, "Ya, saya dulu menawarkan kepada mereka untuk masuk Islam (kembali), jika mereka menolak maka mereka saya penjara."5)
Ini juga merupakan pendapatnya Ibrahim An-Nakha'i dan Ats-Tsauri yang mengatakan, Pendapat inilah yang kami ambil." Di tempat lain ia mengatakan'"Ditangguhkan sesuatu yang saya harap taubatnya."
Menurut pendapat saya, bahwa ulama telah membedakan tentang masalah bid'ah. ada yang mughallazhah (berat) dan ada yang mukhaffafah (ringan), sebagaimana ulama juga memisahkan tentang orang-orang yang berbuat bid'ah' ada yang mengajak dan ada yang tidak mengajak (mempengaruhi orang lain), demikian juga harus kita bedakan tentang masalah kemurtadan, antara yang berat ada pula yang ringan dan tentang orangorang yang murtad, ada yang mengajak kemurtadannya dan ada yang tidak mengajak.
Maka apabila kemurtadan itu berat seperti murtadnya Salman Rusydi dan dia mengajak ke arah kemurtadannya, baik dengan lesan atau penanya, maka yang lebih baik bagi orang seperti ini adalah diperberat hukumannya, dan mengambil pendapat jumhur ulama dan zhahirnya hadits. Karena demi memberantas kejahatan dan menutup terbukanya pintu fitnah, jika tidak maka mungkin mengambil pendapatnya Imam An-Nakhasi dan Tsauri yang diriwayatkan dari Umar Al Faruq.
Sesungguhnya orang murtad yang mengajak kepada kemurtadannya itu tidak sekedar kufur terhadap Islam, tetapi tindakannya tersebut merupakan pernyataan perang terhadap Islam dan ummatnya. la termasuk orang-orang yang memerangi Allah dan Rasul-Nya serta membuat kerusakan di muka bumi. Dan peperangan itu sebagaimana dikatakan oleh Ibnu Taimiyah ada dua macam, peperangan dengan tangan dan peperangan dengan lesan. Peperangan dengan lesan dalam masalah agama bisa jadi lebih kejam dari pada peperangan dengan tangan, oleh karena itu Nabi SAW membunuh orang yang memeranginya dan memerangi ajarannya dengan lesan sedangkan beliau membiarkan sebagian orang yang memeranginya dengan tangan.
Demikian juga kerusakanr kerusakan itu ada yang diakibatkan oleh tangan dan bisa juga oleh lesan. Kerusakan dalam agama yang disebabkan oleh ucapan lesan itu berlipat ganda dari kerusakan dengan tangan. Maka telah menjadi suatu ketetapan bahwa memerangi Allah dan Rasul-Nya dengan lesan itu merupakan kesalahan yang lebih berat, dan membuat kerusakan di bumi dengan lesan itu lebih kejam.6)
Pena merupakan salah satu dari dua lesan, sebagaimana dikatakan oleh para ahli hikmah dalam mutiara kata. Bahkan mungkin pena lebih tajam dari pada lesan dan lebih kejam. Terutama pada zaman kita sekarang ini karena memungkinkan tersebarnya tulisan dalam lingkup yang luas.
Selain orang yang murtad itu dihukum dengan perlakuan yang keras tidak terhormat dari jamaah Muslimah (kaum Muslimin), dia juga kehilangan dukungan, cinta dan bantuan dari kaum Muslimin. Allah SWT berfirman:
"Barangsiapa di antara kamu mengambil mereka menjadi pemimpm, maka sesungguhnya orang itu termasuk golongan mereka." (Al Maaidah: 51)
Bagi orang-orang yang berakal. ini lebih keras dari pembunuhan fisik.

islam


KEMURTADAN SEORANG PENGUASA

Jenis kemurtadan yang paling berbahaya adalah kemurtadan seorang penguasa. Dia yang seharusnya diharapkan bisa memelihara aqidah umat dan memberantas kemurtadan serta mengusir orang-orang yang murtad dan tidak memberi kesempatan kepada mereka untuk tetap tinggal di lingkungan masyarakat Islam, tetapi ternyata dia sendiri yang mempelopori kemurtadan, baik secara rahasia ataupun secara terang-terangan. Dia menyebarkan kefasikan, dan yang melindungi orang-orang yang murtad. Membukakan jendela dan pintu untuk mereka. memberikan kepada mereka simbul dan nama, sehingga kondisinya seperti yang diungkapkan dalam pepatah Arab, "Haamiiha wa Haraamiiha," atau yang dikatakan oleh seorang penyair
"Penggembala kambing itu semestinya memelihara kambingnya dari serigala, tetapi bagaimana jika para penggembala itu sendiri menjadi serigala."
Kita lihat penguasa seperti ini telah menjadi pendukung dan pelindung musuh-musuh Allah, dan ia memusuhi wali-wali Allah (orang-orang yang beriman), menghina aqidah, melecehkan syari at,. tidak menghargai perintah dan larangan Allah dan Nabi-Nya, merendahkan seluruh kesucian dan kemuliaan ummat yaitu para sahabat yang abrar, dan keluarga Nabi yang ath-haar, khulafa' akhyaar dan para imam yang alim dan para pahlawan Islam. Mereka itu menganggap bahwa orang yang berpegang teguh pada syari'at Islam sebagai kriminal dan ekstrimis, seperti shalat di masjid bagi kaum laki-laki dan memakai hijab (jilbab) bagi kaum wanita.
Mereka tidak cukup berbuat demikian, tetapi mereka bekerja sesuai dengan falsafah (teori) "Taifif Al Manaabi'" (mengeringkan/mematikan sumber) dengan berterus terang, dalam pendidikan, penerangan dan kebudayaan. Sehingga tidak tumbuh (muncul) dari padanya kecerdasan seorang Muslim dan tidak pula kepribadian seorang Muslim.
Mereka tidak berhenti sampai di situ, tetapi mereka juga mengusir (menekan) para da'i yang sebenarnya. Mereka menutup pintu-pintu bagi setiap gerakan dakwah yang jujur yang menginginkan pembaharuan dan aktualisasi semangat beragama serta memajukan (memakmurkan) dunia berdasarkan dien.
Anehnya sebagian dari mereka--selain yang berterus terang dengan kemurtadannya--ada yang senang menggunakan simbul Islam agar dikatakan oleh ummat bahwa mereka itu orang-orang Islam. Padahal mereka ingin merobohkan bangunan ummat dari dalam. Sebagian mereka ada yang berusaha menjadikan agama sebagai sentuhan saja yaitu dengan mendorong masyarakat untuk beragama dengan berpura-pura dan merekrut para ulama yang sering disebut "Ulama Sulthah dan Ulama Syurthah"(Ulama pemerintah dan spionase penguasa).
Di sinilah keadaan menjadi sulit, siapakah yang akan melaksanakan had (hukuman) kepada mereka? Atau siapakah orang (ulama) yang berani memberi fatwa atas kekufuran mereka, padahal itu kekufuran yang nyata yang dalam istilah hadits disebut "Kufrun Bawwah." Siapakah yang akan menghukumi kemurtadan mereka, sementara lembaga fatwa dan peradilan yang resmi (sah) ada di tangan (kekuasaan) mereka?
Maka tidak ada lagi yang dapat dilakukan kecuali pembentukan"Opini Umum" ummat Islam dan kesadaran umum yang Islami. Yang hanya dapat dilakukan oleh orang-orang yang bebas (dari jeratan jahiliyah) dari para ulama, para da'i dan para pemikir yang masih teguh dan tsabat di saat pintu-pintu di hadapannya telah ditutup, dan segala jalan telah diputus. Di saat itu mereka akan berubah menjadi gunung berapi yang akan meletus di hadapan para Thaghut yang murtad. Maka bukan persoalan yang gampang menghilangkan masyarakat Islam dari identitasnya atau menjatuhkan aqidah dan risalahnya yang itu merupakan sumber kekuatan dan rahasia kekekalannya.
Telah teruji dalam sejarah penjajahan Barat (Perancis) di Aljazair dan penjajahan timur (Rusia) di berbagai wilayah negara-negara Islam di Asia --meskipun pengalaman itu keras dan memakan waktu cukup lama di sana-sini--bahwa mereka tidak bisa mencabut akar identitas Islam dan kepribadian Islami dari ummat Islam. Akhirnya pergilah para penjajah itu dan tetaplah Islam dan kaum Muslimin dengan keberadaannya.

Kisah Motivasi: Preman Hafal Al-Qur'an


Kisah Motivasi: Preman Hafal Al-Qur'an

Namanya Muaz Abdul Hafizh (nama samaran). Ia terlahir dari sebuah keluarga tarbiyah, dari kecil ia selalu ditanamkan nilai-nilai aqidah, dan semuanya sangat berpengaruh terhadap pemahamannya tentang islam sejak kecil. Ia pernah menurunkan sebuah foto dari dinding rumahnya, bibinya lah yang selalu mengaitkannya lagi kedinding. Namun karena terlalu sering, bibinya sudah lewat jenuh sehingga tidak mau lagi mengaitkan foto itu, Muaz berkata “Selama masih ada tangan berarti bisa, Kenapa tidak? Untuk apa Allah menciptakan tangan?” Pertanyaan itu ia lontarkan saat berumur 3 tahun yang membuat bibinya menangis terharu. Adiknya juga pernah berkelahi dengan temannya, temannya bilang “Saya akan panggil abang saya!”, adiknya tidak mengatakan bahwa ia akan memanggil abangnya Muaz, melainkan “Saya akan minta tolong sama Allah!”.

Muaz adalah anak yang cerdas sejak kecil, karena kecerdasannya ia dibenci banyak teman-temannya, ditambah lagi ia tidak mau memberi contekan dalam ulangan maupun PRnya. Ini membuat dirinya setiap pulang sekolah, sering dikeroyok oleh teman-temannya. Kondisi seperti itu membuatnya ingin mencari perlindungan atau bodyguard. Sebelumnya, Muaz juga menderita penyakit Kleptomania, yaitu kecenderungan untuk mengambil barang orang lain atau mencuri. Disamping itu, dakwah abinya yang tidak disukai oleh sebagian orang di komplek perumahannya, membuat dia sering diolok-olok oleh masyarakat. Lagi-lagi faktor lingkungan membuatnya kembali berfikir untuk mencari proteksi atau bodyguard. Tak lama kemudian ia mendapatkan partner sebagai perlindungan, seorang preman, sehingga dari lingkungan barunya ia mendapatkan kebiasaan baru pula, yaitu merokok. Kebiasaannya merokok ditambah lagi dengan penyakit kleptomania yang dideritanya, ia tidak hanya sering mencuri uang abinya, bahkan tetangganya. Itupun tidak hanya ribuan, puluh ribuan, bahkan ratusan ribu banyaknya. Hubunganya dengan masyarakat dan interaksinya dengan teman-temannya yang nakal sangat mempengaruhi kepribadiannya.

Abi dan Ummi Muaz sudah bosan menasehatinya dengan beragam cara, dari yang paling lembut hingga yang paling kasar karena Muaz merokok. Puncaknya saat SD menjelang UN, Abinya membakar kaki Muaz dengan alasan agar tahu bagaimana panasnya api neraka yang jauh lebih panas dari api dunia. Luka bakarnya sangat menyakitkan. Tapi Muaz pernah bilang “Prosesnya yang palingmenyakitkan”. Tidak ada temannya yang tau kalau kakinya dibakar, Muaz mengaku menginjak bara saat ditanya temannya, karena dia ke sekolah mengenakan sandal. Muaz justru semakin down, UNnya pun menjadi berantakan. Setelah UN, ia memiliki banyak waktu kosong. Saat itulah teman-temannya mencoba menjerumuskannya. Muaz diajak menonton film porno oleh preman-preman, itupun tidak hanya sekali, bahkan berulang kali!

Kecenderungannya dalam mencuri semakin menjadi-jadi, Muaz pernah mencuri uang penjual es, jumlahnya sampai ratusan ribu. Muaz melakukannya bersama teman-temannya dan dirinya sebagai eksekutor. Mereka ketahuan karena salah seorang teman membocorkannya lantaran sakit hati padanya. Betapa kaget Abi dan Ummi Muaz ketika mendengar kasus ini. Abinya kehilangan cara untuk merubahnya. Akhirnya, dibuatlah skenario dengan polisi yang datang dan memanggil Muaz. Saat itu Muaz sangat ketakutan dan berhenti merokok maupun mencuri, tapi hanya untuk beberapa waktu. Tak lama kemudian, lanjut lagi. Lebih parah lagi, ia pernah membobol sebuah rumah dan mencuri uangnya. Yang satu ini tidak ketahuan, namun uang yang dicurinya itu sudah digantinya beberapa waktu setelah itu. Hingga datanglah hidayah itu melalui sampainya informasi tentang Perguruan Islam Ar-Risalah, Muaz tertarik karena ia melihat ada ekstrakurikuler Beladiri. Lagi-lagi dengan alasan sebagai sarana proteksi diri. Tapi pikirannya berubah tidak mau bersekolah di Ar-Risalah, sampai Abinya memaksa hingga dia mau.

Jadilah dia bersekolah di Ar-Risalah, generasi pertama, meskipun begitu Muaz masih melanjutkan kebiasaan merokoknya. Tapi ia tidak melakukannya di sekolah, melainkan di rumah saat libur. Sejak Muaz bersekolah di Ar-Risalah, dia sudah mulai menemukan jati dirinya, sudah mulai menyadari bahwa dia benar-benar sedang hidup di dunia, dan memahami hakikat perjuangan dalam kehidupan. Apalagi saat pertama kalinya belajar tentang tauhid, tafsir, dan hadits bersama ustadz-ustadz yang subhanallah, rasa takut yang amat sangat menampar hatinya ketika bercerita tentang neraka dan siksaan di dalamnya. Akhirnya ia termotivasi untuk mulai menghafal al-Quran sejak ia mengetahui bahwa orang yang hafal Quran diberi karunia untuk dapat memberi syafa’at dan pasti masuk surga. Muaz lebih termotivasi lagi ketika dirinya sudah bisa menghafal surat an-Naba. Semua itu terjadi secara bertahap. Karena hidup yang ia jalani di saat SD, membuat Muaz menjadi orang yang bertemperamen keras, menjadi anak yang nakal, suka membantah dan sangat kritis. Sampai-sampai ada guru yang membencinya.

Muaz terus menambah hafalannya karena iri kepada teman-temannya di kelompok tahsin yang levelnya lebih tinggi, padahal hafalan mereka lebih rendah darinya. Hingga di tahun itu juga dia sudah menamatkan juz 30 dan awal surat al-Baqarah. Hingga sampai kelas 2 SMP, murabbi tahsinnya beralih ke ustadz Irsyad Safar, Muaz makin termotivasi karenanya. Sehingga hafalannya meningkat sampai 2,5 juz, hafalan sebanyak itu merupakan hafalan tertinggi diantara semua teman-temannya yang membuatnya malas menambah hafalan sebab tak lagi ada saingan. Disamping hafalan Muaz yang banyak, ia juga nakal, sangat nakal. Bahkan ada temannya yang menyatakan “Percuma saja hafalannya banyak, tapi akhlaqnya seperti itu”. Perkataan itu membuat Muaz makin malas dan sifat berontaknya mulai muncul. Klimaksnya saat ia mengajak teman-temannya untuk berdemo dengan mengajukan, ustadz yang ia benci dan dibenci sebagian besar siswa dikeluarkan. Dan benar, di kelas 3 SMP, ustadz tersebut keluar. Hingga Ar-Risalah sudah cukup terkenal di kalangan masyarakat, dan Muaz ditawarkan untuk mengikuti MTQ yang membuatnya kembali termotivasi.

Seiring waktu berlalu, Ar-Risalah sudah memasuki tahun ke 4, dan telah dibuka MA Ar-Risalah. Disini ana pertama kalinya masuk Ar-Risalah dan untuk yang pertama sekali bertemu dengan Muaz. Ana pernah bertanya kepada teman-teman, siapa hafalannya yang paling banyak, semua mengatakan Muaz. Ana ingin bertanya langsung kepadanya, saat ana tanya. Ia mengaku hafalannya 5 juz, padahal saat itu hafalannya sudah 10 juz lebih. Murabbi tahsinnya bertukar lagi ke ustadz April Hidayat, seorang hafizh Quran 30 juz. Awalnya Muaz merasa bangga saat mengatakan ke Murabbi tahsinnya, bahwa ia muraja’ah hafalan satu juz per hari. Ternyata murabbinya bilang “1 juz itu bukan muraja’ah namanya, kalau hafalan sudah 10, muraja’ahnya 5 juz sehari..”. Muaz makin termotivasi, ia bisa memuraja’ah hafalan hingga 5 juz per hari. Dan hafalannya meningkat dari 10 juz menjadi 20 juz. Ia bertekad agar saat berumur 17, harus sudah hafizh. Ketika dirinya kurang bermuraja’ah, Muaz merasa ada yang menjanggal di hatinya, merasa ada yang tidak enak, sehingga perasaan itu diobatinya dengan bermuraja’ah. Akhirnya ia sangat jarang merasa malas dalam memuraja’ah hafalannya.

Ada peristiwa menarik yang dialaminya, peristiwa menjelang ia hafal Quran 30 juz. Saat itu hari senin, semua siswa Ar-Risalah berpuasa, shoum senin-kamis. Sebelum shalat zhuhur setelah shalat sunnah, ustadz Irsyad bertanya kepada Muaz “Ila ayyi juz’in antal aan?” (sudah sampai juz berapa antum sekarang?), karena siang hari Muaz merasa lapar dan tidak konsentrasi, Muaz menjawab “Tis’ah wa ‘isyriin” (29). Wajah ustadz berubah kaget dan bertanya lagi “Tis’ah wa i’syriin? Hafizhta kullah?” (sudah 29? Berarti antum sudah hafal semuanya?). Muaz hanya mengangguk dan tidak banyak respon, karena yang ia maksud adalah 19, bukan 29. Ketika shalat, ia terpikir kenapa sampai ustadz begitu terkejut, baru ia sadar, ternyata yang diucapkannya tadi “‘Isyriin”, bukan “‘Asyar”. Sepanjang shalat Muaz berdo’a agar ustadz lupa dengan jawabannya tadi, ternyata tidak, malah sebaliknya. Berita itu langsung hangat dikalangan para ustadz. Ia malu dan ia merasa harus mempertanggungjawabkan jawabannya itu. Oleh karena itu, Muaz sangat bersungguh-sungguh untuk menambah hafalan. Hingga dalam jangka waktu satu bulan, Muaz berhasil menamatkan hafalannya hingga 30 juz, saat kelas 1 MA. Caranya, ia membedakan jadwal antara menambah hafalan dengan muraja’ah keseluruhan hafalannya. Ia sengaja bangun jam 3 setiap pagi untuk menambah hafalan, dan dilanjutkan ba’da subuh. Sepulang sekolah Muaz melanjutkan menambah hafalan ba’da ashar. Sedangkan waktu muraja’ahnya ialah hari jum’at, sabtu, dan minggu. Ia berkomitmen melaksanakannya hingga Allah memudahkan setiap langkahnya. Dan sesuai janji Allah, bila ada seorang yang hafal Quran, orangtuanya akan dipasangkan mahkota kehormatan di surga. Jangan bayangkan mahkota yang biasa tergambar di dunia. Kotak penyimpan cambuk hewan tunggangan milik penduduk surga saja, lebih mahal dan lebih berharga daripada dunia dan isinya, apalagi mahkota kehormatan yang ada di surga.

Setelah hafal al-Quran, ana yang bertanya kepadanya tentang bagaimana perasaannya saat ini dan keuntungan yang ia rasakan, ia kirim melalui email, “Hal-hal yang ana rasakan dari manfa’at menghafal alquran adalah, ana tidak terlalu sulit untuk menghafal dan memahami pelajaran, sehingga waktu ujian tiba, ana tetap konsisten dengan target muraja’ah, maka pelajaran itu menurut saja. Jika ana melakukan suatu kesalahan, hati ana akan langsung merasa ana telah melakukan kesalahan dan merasa ditegur, setelah itu akan datang musibah-musibah kecil seperti jatuh, luka, kehilangan barang-barang, yang ana yakini penghapus dosa-dosa kecil itu, wallahu a’lam. Juga ana tidak pernah merasa ada masalah finansial, walaupun orang tua ana agak kesulitan dalam maslah ekonomi, ada saja rezki yang datang”. “maka pelajaran itu menurut saja” hal ini telah dibuktikannya, ia tak pernah meleset dari ranking 1 di kelasnya selama 3 tahun MA. Juga disaat ujian untuk melanjutkan studi ke Mesir, penguji bertanya ke seluruh peserta yang terdiri dari berbagai macam sekolah, siapa yang sudah hafal al-Quran? Menunjuk dua orang termasuk Muaz, dan alhamdulillah yang satu lagi seorang siswi dari sekolah yang sama, Ar-Risalah.Pengalaman ana pribadi, ada masa-masa “sakau” dalam menghafal Quran, sangat kecanduan. Rasanya sungguh rugi jika waktu ini terlewat tanpa adanya hafalan yang bertambah. Bahkan ketika mambaca buku-buku islami pun, terlintas di pikiran “Seandainya waktu membaca buku dari tadi ana gunakan untuk menghafal Quran, sudah berapa lembar yang bisa ana hafal ya?”.“Waaaah… Rasanya mustahil ana bisa hafal al-Quran” Buang jauh-jauh paradigma seperti itu… Ikhwah semua hanya perlu memulai, memulai dengan tekad yang kuat dan serius. Karena juga ada orang yang memiliki tekad kuat namun tidak serius menjalaninya, atau cepat berputus asa. Langkah-langkah awal memang lebih sulit, tetapi ada masanya dimana menghafal itu terasa sangat mudah, bahkan antum bisa mengatur frekuensi bertambahnya hafalan.
Jadi apa yang kita tunggu? Mari mulai melangkah dari sekarang!!!
= = = =

renungan

Kisah Motivasi: Anak Yang Buta Mampu menghafal Al-Qur’an dalam Rentang Waktu 2 Tahun dan Hanya Bicara dengan Bahasa yang Fasih


Anak Yang Buta Mampu menghafal Al-Qur’an dalam Rentang Waktu 2 Tahun dan Hanya Bicara dengan Bahasa yang Fasih
Oleh: Ahmad Khan

Faishol Da’sy Al-Qohthoni, seorang bocah berusia 12 tahun yang mengalami buta sejak lahir. Beberapa tahu lamanya ia hidup di tengah-tenah iklim yang tak bersahabat dan menggelisahkan karena ia tidak mampu melihat lingkungan sekitarnya.

Ia tidak putus asa atau membiarkan dirinya menjadi mangsa keterasingan. Setelah Allah mengaruniakan rahmat kepadanya, maka Allah menggantikan penglihatannya dengan kemampuan menghafal dalam taraf yang menabjubkan. Ia mampu menghafal Al-Qur’an hanya dalam rentang waktu 2 tahun saja ditengah decak kagum banyak orang kepadanya.

Bila Anda bertemu dengannya, maka ia akan menyambut Anda dengan lapang dada. Anda akan merasa seolah-olah Anda telah mengenalnya sejak lama. Dalam raut mukanya terlihat tanda-tanda senyum, keceriaan dan kebahagian. Ia memiliki sejumlah keistimewaan. Kecerdasannya begitu tajam. Kemampuanya melampaui anak-anak seusianya. Sehingga ia menjadi pusat sanjungan banyak orang, baik anak-anak maupun orang dewasa.

Ia berbicara dengan bahasa Arab yang fasih dan lancar. Bahasanya amat bagus. Ia menuturkan , “nama saya Faisal bin Da’sy Al-Qohthoni. Saya dilahirkan di Riyadh. Saya masuk madrasah An Nur selama 3 tahun, setelah saya pindah sekolah tahfiz Al-Qur’an. Berkata karunia Allah dan dorongan kedua ornag tuanya serta usaha yang keras para guru saya, saya mampu menghafal Al-Qur’an dengan baik. Awalnya saya, sering mendengar bacaan Al-Qur’an. Saya senang dengan bacaan dan tartilnya Syaikh Sudais. Selanjutnya saya tertarik dengan suara Kholid Al-Qohthoni. Maka ayahku memberikan hadiah kaset murottal 30 juz dengan bacaan Kholid Al-Qohthoni.
Ia melanjutkan ,”Saya hafal Al-Qur’an 30 juz, ditambah zikir pagi dan petang, doa tidur, doa makan dan minum serta sejumlah hadist”.“Kenapa kamu berbicara dengan bahasa yang fasih dan enggan berbicara dengan dialek pasaran?’“Bahasa yang fasih adalah bahasa Al-Qur’an serta bahasa seluruh bangsa arab.Sehingga,kita wajib menjaganya serta menyebarluaskannya ditengah-tengah generasi ini.“Pesan apa yang bisa kamu sampaikan kepada saudara-saudaramu serta teman-temanmu sesama muslim?’Faishol menjawab dengan penuh percaya diri dan sikap tenang, “ Aku pesankan kepada mereka agar tidak lalai.Aku peringatkan kepada mereka akan tipu daya setan da hendaknya mereka tidak menuruti syahwat serta tidak membuang-buang waktu mereka didepan layar TV melihat acara-acara yang tidak bermanfaat,bahkan merugikan.Juga, Aku pesankan kapada mereka agar menaruh perhatian kepada Al-Qur’an, banyak membacanya, serta berusaha menghafalnya”.“ Bagaimana kamu menghafal Al-Qur’an? Apakah ada metode khusus yang kamu pratekkan?”Faishol menjawab, “ Allah memberikan petunjuk kepadaku untuk menempuh metode dengan mendengarkan kaset.Aku menaruh tape di dalam kamar dan meyambungnya dengan kabel. Aku dapat menghidupkannya dengan cara menekan tombol listrik yang ada di tembok.Secara otomatis, bacaan terulang-ulang hingga selesai proses hafalan seluruh yang ada di kaset. Kemudian aku menggantikannya dengan yang lain.

Tatkala ayah melihat dan mengetahui bahwa anaknya sudah tidak mampu lagi melihat, ia pun putus asa untuk pergi kerumah sakit dan pusat-pusat pengobatan, maka ia tidak memiliki cara selain mendaftarkannya di madrasah An-Nur yang menggunakan metode membaca dengan huruf Braile. Namun, ia merasa kurang cocok dan tidak menerima madrasah tersebut.

Akhirnya, ia memindahkan ke madrasah tahfiz Al-Qur’an. Sang ayah berpandangan untuk membiarkannya menikmati berbagai potensi yang ia miliki. Faishol memiliki kesenangan mendengar bacaan Al-Qur’an, baik di rumah, kendaraan, atau di tempat- tempat lain. Sang ayah berpesan dan menekankan agar memasukkan anak-anak ke madrasah tahfiz meski banyak rintangan yang ia hadapi dan banyak mengikuti halaqoh-halaqoh tahfiz dengan ketekunan, kesungguhan, dan motivasi.

renungan

Sudahkah Al-Qur'an Menjadi Penghibur Diri Kita?!


Sudahkah Al-Qur'an Menjadi Penghibur Diri Kita?!

Pertanyaan yang tidak perlu dijawab dengan jawaban lisan. Tapi hanya perlu direspon oleh kesadaran kita masing-masing.

Hiburan. Ya ini mungkin salah satu kalimat yang langsung mengarahkan kita pada sebuah aktifitas yang santai, merefresh diri, menyenangkan jiwa dan tentunya juga tidak perlu berpayah-payah.

Kita tidak memungkiri bahwa hiburan itu amat perlu dalam kehidupan ini. Bahkan, kalau bukan karena hidup ini ada seninya, tentunya Allah tidak akan bersusah payah mendesign alam semesta yang begitu eloknya. Karena di sana terbentang segala apa yang bisa menyenangkan dan menghibur jiwa.

Tapi, seringkali banyak di antara umat Islam yang keliru dalam memilih hiburan. Hiburan hanya dianggap sebagai pelipur lara dan penghilang penat barang sekejap dari kesibukan dunia yang meletihkan. Padahal dalam Islam -kalau kita mau tahu saja- hiburan itu sifatnya yang penting bisa membuat jiwa senang tanpa harus keluar biaya besar apalagi sampai kelewat batas ketentuan Allah swt.

Hiburan Rasulullah Saw:

Sejenak mari kita simak, hiburan apa saja yang telah dilakukan oleh Rasulullah Saw sebagai suri tauladan kita?

Sholat:

Dalam sebuah haditsnya Rasulullah Saw mensinyalir bahwa shalat adalah hiburan. Beliau selalu meminta sahabatnya Bilal bin Rabah untuk mengumandangkan azan apabila sudah saatnya masuk waktu shalat. Shalat juga disebut dengan qurrotu 'aini (penyejuk mata). Mengapa? Karena dalam shalat jiwa seorang hamba yang letih dengan hingar-bingar kehidupan dunia akan terangkat menuju Allah dan kenikmatan beribadah pada-Nya. Begitulah Rasulullah setiap kali membutuhkan hiburan yang dapat menyenangkan jiwanya.

Membaca al-Qur'an:

Begitu pula, hiburan lain beliau adalah membaca ayat-ayat suci al-Qur'an.Dalam sebuah doanya yang populer beliau bersabda:

اللهم اجعل القرآن ربيع قلوبنا....إلخ

"Ya Allah jadikanlah al-Qur'an sebagai penyejuk hati-hati kami...dst"

Benar, jiwa kita butuh penyejuk yang dapat melembutkan. Bukan malah justru mengeraskan hati dan melalaikannya. Dan sebaik-baik penyejuk hati serta jiwa yang paling melembutkan adalah ayat-ayat al-Qur'an. Di dalam tertera nasehat-nasehat ilahi dan untaian-untaian yang memotivasi diri kita. Baik dilakukan dengan cara membacanya langsung ataupun mendengarkannya dari orang lain.

Rasulullah sendiri pernah minta diperdengarkan bacaan al-Qur'an dari sahabat Abdullah bin Mas'ud radiyallanhu anhu. Padahal al-Qur'an itu sendiri turun kepada beliau. Tapi alasannya, karena beliau suka mendengarkannya dari lantunan bacaan orang lain. Tentu ini dengan bacaan yang baik, lancar, indah suaranya disertai tajwid yang benar. Bukan sembarang bacaan.

Anak Keturunan:

Di antara ciri orang hamba Allah yang Maha Pengasih adalah berdoa agar istri dan anak-anaknya menjadi qurrota a'yun dalam hidupnya. Dalam arti penyejuk mata yang bisa menghilangkan penatnya kehidupan dan beban hidup dunia. Saat ini banyak sekali keluarga muslim yang menginginkan anak-anaknya pandai membaca dan memiliki hafalan al-Qur'an yang banyak, lalu kemudian mereka menitipkan buah hati mereka di sekolah-sekolah Islam. Supaya suatu saat nanti mereka bisa membacakannya di hadapan orangtua mereka sebagai imam dan suatu kebangaan tersendiri.

Allah berfirman:

"Dan orang-orang yang mengatakan: "Ya Tuhan kami, karuniakanlah kepada kami dari istri-istri kami dan keturunan kami penyejuk hati dan jadikanlah kami sebagai pemimpin (imam) bagi orang-orang yang bertakwa." (Qs al-Furqon: 74)

Sungguh ini adalah hal sangat bagus, mengingat betapa banyak orangtua yang miskin pemikiran, lalu memberikan hiburan kepada anak-anaknya dengan game-game yang berlebihan dan akhirnya melalaikan dari kewajibannya terhadap ilmu pengetahuan dan agama.

Malah, belum lama ini, terdengar issu yang cukup memprihatinkan yang dicontohkan oleh (maaf) selebriti yang terbiasa memberikan 'hiburan' kepada generasi muda. Mereka terjerat dan tertangkap sebagai pengguna narkoba. Nauzubillah. Padahal kalau dilihat kartu identitas pribadinya, agamanya adalah Islam. Lalu, di manakah jati diri keislamannya itu?

Inilah cara-cara yang salah. Alih-alih memberikan 'hiburan' yang bermanfaat, malah mereka sendiri yang terjerumus ke dalam kubangan dosa dan kejahatan. Dan tentu bukan hanya mereka. Di belakang mereka ada ribuan generasi muda yang juga tengah mencari hiburan dan jati diri mereka.

Oleh karena itu, sebelum terlambat dan menyesal di kemudian hari, marilah kita perkenalkan diri kita lebih jauh dengan nilai-nilai al-Qur'an dan mempelajarinya. Begitu juga dengan keluarga dan masyarakat sehingga negeri ini dapat menjadi baldatun thoyyibatun wa robbun ghafuur. Amiin

Wallahu A'lam bish-Showab

renungan

Kisah Bocah Hafal al-Qur'an yang Mengislamkan Ribuan Orang


Kisah Bocah Hafal al-Qur'an yang Mengislamkan Ribuan Orang

Kemampuan yang dmiliki oleh Syarifudin Kholifah, anak Francis dan Domisia sungguh menakjubkan. Anak kecil ini bukan hanya telah mengerjakan shalat lima waktu ketika ia masih sangat kecil, ia juga mempunyai banyak keajaiban yang membuat orang-orang yang melihatnya berdecak kagum dan hampir tak percaya. Seiring berjalannya waktu, anak ini benar-benar telah memberikan banyak sekali karunia dalam kehidupan Francis dan Domisia. Berbagai karunia keajaiban yang dimilikinya juga menunjukkan tanda-tanda kebesaran Allah untuk umat Islam agar keimanan mereka makin teguh kepada Allah swt sebagaimana firman-Nya:

إن فى خلق السموت والأرض واختلاف الليل والفلك التى تجري فى البحر بما ينفع الناس وما أنزل الله من السماء من ماء فأحيا به الأرض بعد موتها وبث فيها من كل دابة وتصريف الرياح والسحاب المسخر بين السماء والأرض لآيات لقوم يعقلون

Artinya: "Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, silih bergantinya malam dan siang, bahtera yang berlayar di laut membawa apa yang berguna bagi manusia, dan apa yang Allah turunkan dari langit berupa air, lalu dengan air itu Dia hidupkan bumi sesudah mati (kering)-nya dan Dia sebarkan di bumi itu segala jenis hewan, dan pengisaran angin dan awan yang dikendalikan antara langit dan bumi; sungguh (terdapat) tanda-tanda (keesaan dan kebesaran Allah) bagi kaum yang memikirkan." (Qs al-Baqoroh: 164)

Sebelum dijelaskan keajaiban anak kecil ini yang merupakan tanda nyata kebesaran Allah swt, terutama dalam kemampuannya menghafal al-Qur'an ketika usianya masih sangat bayi ada baiknya kalau kita kisahkan terlebih dahulu bagaimana proses yang dialami oleh salah satu dari ribuan muslim yang ketika kecil sudah mampu menghafal al-Qur'an. Kita ambil perbandingan dari seorang anak kecil dari Iran yang telah hafal al-Qur'an dan memahami maknanya ketika umurnya baru lima tahun. Bagaimana proses anak ini dibentuk? Sejauh mana peran orangtua dalam menjadikan dirinya sebagai hafizh al-Qur'an? Hal ini sangatlah penting bagi saya (penulis) untuk membandingkan agar Anda semua memahami, apakah sama dengan apa yang terjadi pada Syarifuddin Khalifah dengan apa yang dialami Hussein?

Muhammad Mahdi Tabtaba'i, ayahanda dari Muhammad Hussein Tabtaba'i sang penghafal cilik atau juga disebut Doctor Cilik, mengatakan bahwa Hussein secara teratur setiap harinya mengulang-ulang pelajaran al-Qur'an yang diberikan oleh kedua orangtuanya. Bahkan setelah berhasil menghafal al-Qur'an pun dia secara teratur membaca satu halaman buku tafsir al-Qur'an setiap harinya.

Ayahanda Hussein menceritakan, "Sebelum kelahiran Muhammad Hussein, saya dan ibunya bertekad untuk menghafal al-Qur'an bersama-sama. Selama hamil dan proses menyusui, ibunya dalam sehari membaca minimal satu juz al-Qur'an." Menurut para ahli psikologi, mereka menyatakan bahwa jika pada kehamilan seorang ibu memperdengarkan musik atau membaca buku saja itu akan memberikan pengaruh positif pada anak. Bagaimanakah halnya apabila seorang anak, selama masa kehamilannya senantiasa diperdengarkan ayat-ayat suci al-Qur'an. Tentu saja, membaca al-Qur'an kepada bayi pasti akan memberikan pengaruh positif yang lebih besar lagi, mengingat bahwa Al-Qur'an adalah kalam ilahi dan petunjuk hidup yang paling sempurna.

Menurut teori, bayi dalam perut ibu sejak lima bulan sudah bisa mendengarkan suara ibunya. Karena itu jika ibu dalam masa kehamilan dan masa menyusui akan lebih baik lagi apabila secara teratur membacakan hal-hal khusus kepada anak, misalnya ayat suci al-Qur'an. Karena pengaruh dari apa yang didengarnya itu kelak akan mempengaruhi proses berpikirnya ketika anak ini kelak mulai belajar. Karenanya, ada keterkaitan erat antara perilaku seorang anak dengan apa yang diberikan oleh ibunya sejak masa-masa di mana anak ini masih berada dalam kandungan.

Ibunda Hussein sendiri mengatakan bahwa selama kehamilan dirinya senantiasa berdoa kepada Allah agar dikaruniakan anak yang shaleh dan pintar. "Ketika Hussein lahir, saya selalu berwudhu sebelum menyusuinya. Saya juga sangat rajin ke masjid dan membaca al-Qur'an. Selama hamil saya selalu berusaha menghafal, membaca dan memahami al-Qur'an. Ketika saya sedang menyusuinya saya juga selalu membaca al-Qur'an untuknya. Di samping, saya juga mengajaknya ke kelas-kelas al-Qur'an di mana saya menjadi pengajarnya. Saya meyakini bahwa segala kegiatan saya yang terkait erat dengan Al-Qur'an telah memberi pengaruh besar kepada Hussein. Selain itu, saya juga menjauhi acara-acara yang diisi dengan musik tidak Islami, bercampur dengan laki-laki yang bukan muhrim, dan berbagai bentuk perilaku tidak Islami lainnya. Karena perilaku tidak Islami akan mengeraskan hati kita nantinya."

Berbeda halnya dengan Hussein, Syarifuddin Khalifah sama sekali tidak pernah belajar al-Qur'an. Dia juga tidak pernah memasuki sekolah Al-Qur'an. Tentu saja karena dia anak dari seorang penganut Kristiani. Syarifuddin tidak pernah mendengarkan bacaan ayat suci al-Qur'an dari kedua orangtuanya. Mungkin kita semua akan bertanya, lalu bagaimana mungkin seseorang tanpa pernah belajar al-Qur'an atau dilatih menghafal al-Quran tepat ketika umurnya 1,5 tahun anak ini sudah mampu menghafal bahkan bukan hanya al-Qur'an namun dia juga mampu menghafal Injil dengan baik?

Menurut hemat saya, apa yang terjadi pada Syarifuddin sangatlah berbeda dengan apa yang terjadi pada Hussein. Hussein menghafal al-Qur'an dan memahami maknanya dengan proses yang sangat displin, proses yang mendukung baik dari lingkungannya sendiri maupun keluarganya. Alhasil apa yang dilakukan oleh Hussein adalah proses ikhtiar manusia biasa yang sangat mungkin dilakukan oleh kita. Akan tetapi, apa yang terjadi pada Syarifuddin Khalifah sungguh sangatlah berbeda, sebagian orang meyakini bahwa ilmu yang dimiliki oleh Syarifuddin Khalifah adalah ilmu laduni, semua ilmu yang merupakan anugerah dari Allah SWT kepada hamba-hamba-Nya yang dikehendakinya tanpa melalui proses belajar.

Apa itu ilmu laduni? Ilmu laduni adalah ilmu yang langka dan tidak semua orang mengenalnya. Ilmu laduni merupakan ilmu unik yang diberikan langsung dari Allah SWT kepada hamba-hamba pilihan-Nya. Seseorang yang dipilih untuk mendapat ilmu laduni akan dijaga, diberi pelajaran, sekaligus dibimbing dalam kehidupan menuju keridhaan-Nya, diberi kemudahan dalam menyelesaikan masalah yang dihadapi tanpa harus mempelajarinya terlebih dahulu, diberi kelebihan yang dapat membantu orang lain dalam menyelesaikan masalahnya.

Ilmu laduni bukanlah khayalan. Ilmu Laduni telah banyak diulas dalam al-Qur'an, seperti pada contoh kisah seorang hamba yang shaleh yang hidup pada masa Nabi Musa AS bernama syekh Khidir atau populer dengan sebutan Nabi Khidir, dia memiliki ilmu laduni, sehingga Allah menyuruh Musa untuk berguru kepadanya. Nabi Khidir ini dianugerahi kemampuuan untuk melihat suatu kejadian sebelum kejadian tersebut terjadi, yang terkadang akal manusia tidak mampu menjangkaunya.

Ilmu Laduni ini sendiri memang terdapat banyak sekali keanehan, mulai dari proses mendapatkanya, orang yang dipilih Allah swt untuk mendapatkannya, karakter orang pilihan tersebut serta proses penggemblengan dari ilmu itu.

Ilmu Ladunia terdiri dari dua kata dalam Bahasa Arab "Ilmu" dan "Laduni". Kata ilmu (sciense) sering dibedakan dengan pengetahuan (knowledge), dalam bahasa Yunani ilmu identik dengan kata episteme (ma'rifiyyah) yang artinya teori pengetahuan dengan pembahasan detail mengenai apa, bagaimana, di mana dan kapan sesuatu itu terjadi.

Sedangkan kata "Laduni" menurut Imam Raghib Al-Ashfahany lebih dikhususkan pada arti 'sisi' atau 'samping'. Jadi, definisi ilmu laduni menurut epistemologi atau makna bahasa adalah ilmu pengetahuan yang datang dari sisi Allah yang diberikan kepada manusia. Namun, oleh sebagian orang pengertian ini ditolak karena ilmu laduni sangat ditentukan dan didasari oleh pengalaman batin yang secara khusus diberikan Allah kepada hamba yang dicintai-Nya, waliyyullah, dan mahbubillah. Dan mungkin saja syekh Syarifuddin adalah salah satu hamba Allah yang dipilih oleh-Nya untuk mendapatkan kemuliaan itu, hanya Allah yang mengetahuinya.

Wallahu A'lam bish-Showab

renungan

Kisah Motivasi: JANGAN MATIKAN AKU SEBELUM SELESAI MENGHAFAL AL-QUR'AN

Oleh hafidz kemal irsyadul ibad
Kisah Motivasi: JANGAN MATIKAN AKU SEBELUM SELESAI MENGHAFAL AL-QUR'AN


Saat itu tepatnya tanggal 5 Oktober 2008 . Seorang gadis kecil Indonesia mengalami musibah yang luar biasa di negeri antah berantah nan jauh – Syria. Gadis kecil ini terjatuh dari ketinggian sekiar 15 meter dan terbanting-banting di anak tangga ampiteater Roma di Busrah. Karena kecelakaan ini gadis kecil tersebut mengalami pendarahan otak yang sangat hebat, gadis kecil ini mesti menjalani berbagai pembedahan otak dan merasakan sakit yang luar biasa di kepalanya sampai berbulan-bulan kemudian. Pada saat pendarahan masih menguasai otaknya sehingga kesadarannya timbul tenggelam, gadis kecil ini lirih berdoa :

“Ya Allah, jangan matikan aku sebelum aku selesai menghafal Al-Qu’ran…”.

Dengan tekad yang luar biasa inilah gadis kecil ini berjuang melawan sakit di kepala yang tidak kunjung henti, terkadang dia harus menjeduk-jedukkan kepalanya di tempat tidur untuk mengimbangi rasa sakit yang sangat di dalam kepalanya.

Besarnya komitmen guna menghafal Al-Qur’an yang dialami oleh gadis kecil ini juga jauh diatas beban manusia pada umumnya, betapa frustasinya dia ketika hafalan ayat-ayat Al-Qur’an seolah timbul tenggelam di kepalanya silih berganti dengan rasa sakit yang bisa tiba-tiba muncul kapan saja. Tetapi dia terus belajar dan terus menghafal nyaris tanpa henti, dia hanya berhenti menghafal ketika sakit kepalanya sudah tidak tahan lagi.

Allah dan para malaikat rupanya menyaksikan betapa kuat niat gadis kecil ini guna menghafal Al-Qur’an. Di bulan Mei 2010 oleh ustadzah-nya dia dibimbing untuk menyelesaikan ujian tahfiz setengah Al-Qur’an (15 Juz) dengan seorang syeikh Qura di Damascus.

Gadis kecil ini pun lulus serta memperoleh syahadah (ijazah) sanad bacaan Al-Qur’an yang sampai kepada Ali bin Abi Talib Radhiallahu ‘Anhu, dan tentu saja sampai kepada Rasulullah Shallallahu ‘Alayhi Wasallam.

Tidak hanya sampai di sini, gadis kecil tersebut mencanangkan niatnya untuk menyelesaikan hafalan Al-Qur’an penuh 30 juz pada Ramadhan 1432 H. Maka target ini hanya meleset kurang lebih 3 pekan ketika pada tanggal 19 Syawwal 1432 H /19 September 2011 kemarin gadis kecil ini menyelesaikan hafalannya yang 30 juz, diiringi sujud syukur orang tuanya. Allahu Akbar…

Atas permintaan kedua orang tuanya yang tawadhu’, saya tidak dapat ungkapkan nama gadis kecil ini. Tetapi bagi para gadis kecil – gadis kecil lainnya yang belajar Al-Qur’an di Madrasah Al-Qur’an Daarul Muttaqiin Lil-Inaats (Pesantren Putri) Jonggol, gadis kecil penghafal Al-qur’an ini kini menjadi salah satu guru atau mudarrisah ( ustadzhah) mereka.

Bahkan bukan hanya untuk anak-anak putri yang belajar Al-qur’an di madrasah tersebut dia menjadi guru, gadis kecil penghafal Al-qur’an ini juga layak untuk menjadi guru bagi kita semua para orang tua.

Guru dalam hal menyikapi musibah, guru dalam hal menghadirkan Allah dalam mengatasi persoalan kita, guru dalam mengisi hidup dengan Al-Quran, guru dalam merealisasikan niat, guru dalam menjaga komitment, guru dalam syukur dan sabar.

Jika gadis kecil dengan beban sakit kepala yang luar biasa ini bisa menyelesaikan hafalan Al-Qur’an-nya 30 Juz dalam kurun waktu kurang dari 3 tahun, berapa banyak yang sudah kita hafal ?, berapa banyak yang kita niatkan untuk menghafalnya di sisa usia kita ?, seberapa kuat niat kita untuk mengamalkannya? Kita tahu persis jawabannya untuk diri kita masing-masing.

Maka memang tidak berlebihan kalau saya menyebut gadis kecil itu kini sebagai Sang Guru…!. Semoga Allah dan para malaikatNya terus mendampinginya hingga dewasa dan menjadi guru dan sumber inspirasi untuk memperbaiki anak-anak (dan para orang tua) dunia.

Minggu, 25 Mei 2014

sponsor buku seseorang motivator islam

Meraih Sukses Tingkat Tinggi

Mau yang Praktis Saja?





Ada satu hal yang menarik selama saya menjadi trainer. Banyak permintaan training bisnis dengan tema-tema praktis. Katanya itu yang seharusnya, agar aplikatif, sehingga peserta bisa langsung action setelah pelatihan. Salah? Tidak salah, untuk sebagian orang memang harus seperti ini, tetapi tidak untuk orang lain. Saya sering melihat kasus dimana saat seseorang baru selesai mengikuti pelatihan, membeli ebook, atau membeli video, kemudian dia bertindak. Namun tak lama kemudian dia berhenti dengan berbagai alasan. Mengapa? Sehebat apa pun keterampilan praktis, jika tidak memiliki dasar yang kuat, akan mudah sekali runtuh. Ibaratnya seperti bangunan, jika fondasi tidak kuat, bangunan akan mudah roboh.

 Bahkan bukan hanya itu, jika fondasi kuat, maka Anda bisa membangun bangunan yang lebih tinggi lagi. Bangunan tinggi akan memerlukan fondasi yang sangat kuat, atau dia akan mudah roboh nanti.
Anda ingin meraih sukses tingkat tinggi?

Begitu juga, jika Anda ingin meraih sukses tingkat tinggi, Anda harus membangun fondasi yang kuat terlebih dahulu. Kecuali saat ini Anda sudah memiliki fondasi kuat, maka hal-hal praktis dan teknis tidak akan banyak berguna. Saya menjadi saksi sendiri, bahwa orang-orang yang memiliki keberhasilan tinggi, mereka memiliki fondasi sukses yang sangat kuat.

Inilah mengapa produk-produk Zona Sukses berbeda dengan produk sukses kebanyakan. Jika Anda pernah membeli salah satu produk Zona Sukses, Anda akan melihat sebuah perbedaan, dimana Anda akan menemukan cara atau rahasia sukses yang lebih mendalam, memberikan wawasan yang lengkap, dan dibahas secara sistematis.

Mendalam, lengkap, dan sistematis adalah ciri khas produk-produk Zona Sukses agar bisa memberikan fondasi yang kokoh bagi Anda. Jika selama ini, Anda masih terus gagal atau tidak mengalami peningkatkan yang signifikan, maka zona sukses sangat penting bagi Anda. Sekali lagi, saya tidak mengatakan bahwa ilmu praktis atau terapan tidak penting. Tetapi yang jauh lebih penting adalah kombinasi keduanya. Anda memiliki fondasi kuat sehingga dengan ilmu praktis, Anda bisa membangun sukses yang menjulang tinggi. Sebagai contoh, untuk membuat nasi goreng, diperlukan ilmu praktis. Anda bisa belajar ke seorang koki atau membeli buku resep. Anda dengan segera akan bisa membuat nasi goreng. Pertanyaannya, jika Anda mau bisnis membuka rumah makan nasi goreng, apakah akan laku? Nah, agar nasi goreng Anda laku keras, maka Anda harus menjadikan nasi goreng Anda juara. Jika menjadi juara, nasi goreng Anda akan diburu orang. Bisa jadi, orang akan antri membeli nasi goreng di rumah makan Anda. Itulah mengapa saya membuat video The Champion Way dimana Anda bisa belajar bagaimana agar produk dan diri Anda menjadi juara sehingga menjadi pilihan utama.

The Champion Way akan menjelaskan bagaimana Anda menjadi juara dengan pembahasan yang mendalam, lengkap, dan sistematis. Uniknya, konsep menjadi juara ini bisa Anda terapkan dalam berbagai bidang, baik untuk mengejar karir yang tinggi. Bisa juga menjadikan produk Anda juara. Bahkan, jika Anda seorang atlet, Anda tetap bisa memanfaatkan video ini untuk sebagai panduan menjadi juara. Contoh lain adalah produk terbaru kami, The Solution Secret.
Cara penyajian yang sama saya terapkan, yaitu mendalam, lengkap, dan sistematis. Anda akan belajar bagaimana cara mengatasi masalah APA PUN. Ya, saya katakan apa pun, sebab apa yang dijelaskan adalah konsep dan cara pikir mengatasi masalah secara menyeluruh. Tidak hanya fokus mengatasi masalah utang, sebab masalah bukan hanya utang. Begitu juga dengan The Confidence Secret, Anda akan belajar cara meningkatkan percaya diri dengan memperbaiki mindset dan mental Anda. Saya sama sekali tidak mengajarkan cara berpakaian, sebab fondasi percaya diri itu bukan pakaian, tetapi ada di dalam pikiran Anda. Pakaian hanyalah polesan, kepercayaan diri keluar dari mindset yang benar tentang citra diri Anda.

Mendalam, Lengkap, dan Sistematis

Mendalam artinya, saya tidak membahas berbagai cara sukses dari kulit luarnya saja. Tetapi selalu menuju jantung permasalahan atau sumber kesuksesan. Jika intinya sudah berubah baik, maka yang lainnya akan otomatis baik. Jika Anda ingin memetik jagung, maka benih jagung yang harus ditanam. Jika Anda menanam benih tomat, jangan harap jagung yang keluar. Mendalam artinya, mengubah atau memperbaiki benih sukses yang ada di dalam diri Anda.

 Lengkap artinya meninjau dari sudut pandang selengkap mungkin dari berbagai sisi. Bukan berarti segalanya dibahas, sebab tidak mungkin. Tapi dalam meraih sukses, memilih keterampilan tertentu, memiliki kemampuan bisnis tertentu, harus dilihat secara menyeluruh.

Tujuannya, jangan sampai ada satu faktor yang terlewat sehingga akan menghambat Anda meraih sukses. Sistematis artinya materi disusun dengan urutan logika, tidak ngacak. Tujuannya agar mudah dimengerti konsep besarnya, tidak hanya memahami konsep-konsep detilnya. Garis besar itu penting untuk difahami. Sistematis sudah menjadi gaya saya sejak lama. OK, itu gambaran produk-produk Zona Sukses, semoga produk-produk kami bisa membantu Anda meraih sukses yang lebih tinggi lagi dengan memperkuat fondasi.

 Selangkapnya di: www.zonasukses.com

Jumat, 23 Mei 2014

Kisah Percobaan Pembunuhan terhadap Rasulullah
 

Kisah Percobaan Pembunuhan terhadap Rasulullah

Berita Terkait


Selama masa dakwah, ujian seakan tak ingin berhenti menghampiri Rasulullah SAW. Sebuah percobaan pembunuhan pernah menyasar dirinya ketika hendak berhijrah dari Makkah ke Madinah.

Para kaum musyrikin pernah berembuk dalam sebuah tempat pertemuan (darun nadwah) tentang rencana menghabisi nyawa Nabi Muhammad. Mereka mengumumkan hadiah mewah bagi siapapun yang berhasil menggorok leher Nabi. Kelompok anti-tauhid ini menjanjikan seratus unta merah berbiji mata hitam (terbaik dan termahal) untuk orang yang sanggup menyerahkan tubuh atau kepala Nabi.

Suraqah ibn Malik. Dialah orang pertama kali berdiri dan menyanggupi sayembara jahat tersebut. Ia tidak menyia-nyiakan waktu. Suraqah meloncat ke atas kudanya dan mengejar perjalanan Nabi.

Suraqah beruntung. Usaha kerasnya mengantarkannya tepat di belakang Rasulullah. Bersama untanya Rasulullah tetap tampak tenang. Namun, dalam kondisi itu Suraqah justru menghunus padang dan langsung menyabetkannya ke arah kepala Nabi.

“Blessss..!”

Dalam al-Aqthaf ad-Daniyyah fî Idlâhi Mawâ‘idh al-Ushfriyah dijelaskan, bumi saat itu tunduk kepada perintah Nabi. Tiba-tiba saja kaki kuda Suroqah ambles ke dalam tanah hingga lutut. Pedang pun gagal menyentuh kulit Nabi.

Suraqah hanya bisa mengeluh dan meminta pertolongan. Rasulullah, si korban percobaan pembunuhan itu, tanpa rasa sungkan menyelamatkannya. Hingga akhirnya Nabi meneruskan perjalanan hijrahnya seperti biasa.

Suraqah secara fisik memang selamat, tapi syahwat untuk mendapatkan hadiah sayembara yang melimpah ternyata menyesatan jalan pikirannya. Selang beberapa saat, ia kembali membuntuti Rasulullah dan mengulangi perbuatan kejinya. Kuda berpacu dan, sekali lagi, pedang siap dihantamkan.

“Blessss...!

Kali ini kaki kuda Suraqah terhisap bumi lebih dalam lagi, hingga mencapai perut. Lagi-lagi, Suraqah memohon ampun dan perlindungan Rasulullah. Ia bersumpah tak akan mengulangi tindakan jahatnya. Mendengar hal itu, Rasulullah memaafkan dan mendoakannya.

Suraqah turun dari tunggangannya dan duduk di depan unta Rasulullah. “Wahai Rasulullah, jelaskanlah padaku tentang Tuhanmu yang memiliki kekuatan yang sedemikian rupa. Apakah Dia terbuat dari emas? Atau dari perak?”

Nabi menunduk sembari diam cukup lama. Lantas Malaikat Jibril datang kepada Nabi dan membacakan surat al-Ikhlas ayat 1-4 dan as-Syura ayat 11.

“Wahai Rasulullah, beritahukan kepadaku tentang Islam,” pinta Suraqah.

Rasulullah memberitahunya hingga Suraqah masuk Islam. Kini Suraqah mendapatkan hadiah yang belum pernah ia bayangkan: menyaksikan teladan manusia suci yang bersih dari rasa dendam, dan memasuki dunia baru yang sarat nilai ketuhanan sebagai seorang muslim. (Mahbib)

Minggu, 11 Mei 2014

drama

naskah drama lomba PMR
 Ini naskah drama waktu ekskul PMR lomba mewakili MA Negeri  tarokan :)

FANDI : Pemeran Utama (Jhonny)
ILHAM : Bandar Narkoba (Alex)
DINAN : Bandar Narkoba (Coki)
RYAN :Pengedar seorang murid (Ateng)
FADEL : Ayah (Konny) POLISI
TIARA : guru bp
SARAH : teman dekat jonny
FEBRI : Ibu
PUTERI : Dokter

Suatu hari , Ada seorang anak yang kurang mendapat kasih sayang dari orang tuanya. Di sekolah, dia selalu menjadi bahan tertawaan oleh kawan-kawannya.dia pun merasa tertekan atas apa yang dilakukan teman-teman nya tersebut. Prilaku tersebut dilakukan dirumah juga , sehingga membuat ayah dan ibu nya menjadi jengkel terhadapnya .
Di rumah........
Ayah : JONI! CEPAT BELAJAR!
Joni : TUNGGU YAH TANGGUNG NIH.....
Ayah : *menampar* BISANYA MAIN MULU! Kamu harus menghormati orang tua,jangan suka membantah orantua, dasar anak durhaka!
JONI : *masuk kamar*
ibu :udah yahh udah sabar,jangan terlalu kasar sama jhony......
Ayah : anak itu emang benar-benar susah diatur!
Keesokan harinya di sekolah ...
Lusi : (sambil lari tergesah gesah nyamperin joni )Jon jon! Lu di panggil ama ateng
Joni : Hah? *muka bingung* mau ngapain die?
Lusi : Gece gece! Cepetan!
Di perkumpulan gang,ateng dan teman bandar narkobanya berkumpul sambil menegak bir .....
Coki : Weh teng elu harus lanjutin bisnis kita,jangan maen maen.kita butuh uang nih
Ateng : Iya bang gua punya temen cupu, bentar lagi die datang kesini. yaaa bisa kita manfaaatin lah dia
Bos : Pokoknye ga mau tau!bisnis kita harus jalan lagi!
Coki : Iya teng kalo ga, gua gamau ngasih lu barang lagi
Ateng : Iya bang iye *muka nurut*
Tidak berapa lama joni pun sampai di gang tersebut sambil menghela nafas berkali-kali karena kecapean
Bos : oh ini temen lu teng?
Ateng : iye bang,ini namanya joni dia anak sma nusa yang ada di sebelah kiri jalan semeru.
Bos : (pergi perlahan sambil mendekati ateng sebelumnya) twarain tuh obat,jangan same gagal!
Ateng : siap bos,beres
Ateng mendekati joni
Joni : kenapa teng nyariin gue?
Ateng : (ngacangin pertanyaan joni)eh muka galau mulu kayanya, gua ada obat nih buat ngilangin setres,sekalian buat ngelupain masalah lu sama bokap lu tuh
Joni : Obat apaan?
ateng : Udehh itu obat bisa buat lu lebih santai kok seelow ajee....
joni : emm oke deh tapi satu aja deh
Ateng : gausah malu-malu,nih satu gue kasih
Coki : Iya 1 gratis ,tapi kalo lu butuh nih obat lagi ,lu tau kan temmpat lu harus nyari...
Joni : Iya bang iya,thank you ya bang. (sambil meminum 1 obat tersebut)
Setelah meminum obat tersebut joni merasa dirinya lebih tenang seperti jauh terbang tinggi di awan dan tanpa ada beban,joni berjalan pulang kerumahnya dalam keadaan sakaw dan sesampainya di rumah joni langsung masuk kamar dan tak sadarkan diri.
Keesekokan harinya pagi pagi sekali sebelum dia ke sekolah dia ke tempat perkumpulan Bandar-bandar itu lagi. Karena rasa ingin meminum obat itu sangat tinggi,akhirnya joni meminta sebungkus obat haram tersebut.
(sesampainya disekolah)
(bell was ringing)
Sarah : eh Ryan joni gimana lu udah ngerjain PR mandarin yang kemaren belum?
Ryan : belum,gimana mau ngerjain?ngerti juga kaga gue?Cuma tau ni ciau sheng me mince doang? Hahaha
Joni : dasar lawak lu sar! Wakakaka
(tiba-tiba pintu kelas terbuka,dan ternyata…..)
Guru 1 : ibu menemukan 1 bungkus pil yang mencurigakan di depan kelas ini,saya yakin pasti ini milik salah satu dari kalian. (sangat marah sambil memegang bungkus obat tersebut )
Ketika melihat bungkus tersebut Joni langsung kaget karena bungkus tersebut persis miliknya.
Joni langsung panic mencari-cari obat miliknya ke dalam saku celananya. Dan kemudian…
Guru 2 : Joni! Kenapa kamu seperti panic begitu?apa jangan-jangan ini bungkus milik kamu?
Joni : i…itu….
ryan :*sambil memotong pebicaraan* joni daritadi bersama saya terus kok bu ddisini ya kan sar?
sarah :iiiiyaa bu....
guru 2 :yasudah jika ibu mengetahui bahwa salah satu dari kalian yang membawa ini tidak kata ampun bagi kalian!
Guru1 : lebih baik kita bawa obat ini ke laboratorium sekarang juga.
Setelah guru-guru itu keluar
Ryan :wey elu yang bawa obat itu jon!parah lu!bodoh amat sih
jonny : iye mampus nih gue,kayanya barang itu ga sengaja jatoh dari kantong celana gue deh
ryan : parah lu jon! Itu NARKOBA kan?
Sarah : apa yan?NARKOBA?lu make jon?
Ryan Joni : SARAH! Diem jangan keras-keras !
Sarah : iya maaf,tapi emang lu ga tau jon kalo narkoba itu bahaya ya?itu bisa ngerusak organ manusia dan bias bikin pemakenya kecanduan
Ryan : bener tuh jon,NARKOBA juga bias ngebahayain pemakenya,lu liat aja tuh videonya di youtube,pecandu NARKOBA itu kebanyakan suka nyilet-nyilet tubuhnya dan pecandu juga rentan terkena HIV/AIDS.
Joni : udeh lah jangan pada bacot lu semua,gue piker kalian sahabat yang terus ngedukung gue tapi apaan! (keluar sambil banting pintu kelas)
Joni dengan kesal pulang berjalan ke rumahnya.
Dikamar tidur jonny mencoba 1 obat itu ...dan dia pun terlelap dan merasakan seperti melayang melayang....
Jonny: *meminum obar narkoba*
Dan ternyata jonny pun kecanduan jonny pun penampilannya sudah berubah derastis tidak cupu lagi.. datang lagi ke tempat bandara narkoba tersebut bertemu dengan ateng...
Jonny :teng gua butuh tuh obat lagi....
ateng;akhirnyaa...
bandar :lu tau kan kalo kita ga ngasih gratis ke 3 kalinye weh bocah!
joni:iya bang gua tau....gua abwa duitnya kok
bandar:nahhh...ini baru temen kitaa HAHAHAHAHA. *sambil bersulang dengan yang lainnya*
joni:yaudah gua beli 2 bungkus lagi ya boss...
bandar:gampangggg.....tapii barangnya ga sekarang ya.... besok..
Diapun mengambil barang tersebut,jonny pun sampai kecanduan dia terus membeli obat obatan itu .dan beberapa hari kemudian di gang tempat berkumpul jonny dan teman temannya bernarkoba....

Jonny : duh..pusing gua boy....
ateng :udehh lanjut terus itu masih ada 1 bungkus lagi tuhh....
bandar :iyee rugi lu ga pake tuh barang ....sekalian lu lupainn tuh bokap nyokap lu yang nyusahin...
jonny :*narkoba lagi*



Dan tibatiba......
Jony :*JATUH MULUT BERBUSA*
ATENG:WEHHH KENAPA NIH ORANG.....
BANDAR:UDEH UDEH KABUR KABUR .....GECEEE
DAN TIBA TIBA FEBRI MELIHAT JONNY SEDANG BERBUSA DIA PUN MEMBAWA JONNY KE RUMAH SAKIT.....
(di rumah sakit)
Febri : (telepon) “selamat sore om, ini Febri, temannya Jhonny”
Ayah : “oh iya nak, ada apa?”
Febri : “Jhonny masuk rumah sakit om, dia OD,”
Ayah: “Baiklah, om akan segera ke sana” (shock)
(di rumah sakit)
Ibu : “Ya Allah, Jhonny!” (menanggis)
Dokter : “Bapak dan Ibu tidak usah khawatir keadaan Jhonnya sekarang sudah baik-baik saja. Untunglah tadi dia segera di bawa ke rumah sakit, terlambat sebentar saja nyawanya sudah tidak dapat ditolong lagi,”
Jhonny : (membuka mata) “Ayah, ibu, maafkan Jhonny” (terbata-bata)
Ayah : “Ayah kecewa dengan sikap kamu nak. Tetapi bagaimanapun kamu anak ayah, ayah juga bersalah sehingga membuat kamu seperti ini,”
Jhonny : (menanggis) “M…a….a…f…, maafkan saya Yah, Bu,”
Ibu : “iya nak, kami pasti memaafkan kamu”
Dokter : “Saya menyarankan, demi kebaikan Jhonny, lebih baik Jhonny dibawa ke pusat rehabilitasi untuk menjalankan terapi”
Ayah : “Iya Dok, terima kasih banyak. Semoga Jhonny bisa berhenti mengkonsumsi NARKOBA”
Jhonny : “Iya yah, Jhonny kapok pakai narkoba. Jhonny tidak akan pernah mau lagi memakai barang haram itu”
Dari drama yang telah kami tampilkan tersebut bahwa , jangan kalian memakai barang tersebut untuuk kesenangan semata karena dapat mengakibatkan orang – orang yang ada disekitar kita menjadi merasa kecewa terhadap kita . Dan kita telah mengetahui bahwa memakai barang tersebut hanya dapat menimbulkan sikap yang negaif dari diri kita . Maka dari itu jauhilah NARKOBA agar kita dapat menjalankan aktifitas kita dengan sehat sentosa .

drama pmr

naskah drama 5 orang tentang persahabatan

MEMBUAT NASKAH DRAMA
Tema : Persahabatan
Judul : PERSAHABATAN YANG BERAKHIR PERPISAHAN
Sinopsis : Mala, seorang gadis yang tinggal bersama ibunya, Ibu Tirsani di sebuah rumah di tengah kota. Mala menjalin persahabatan dengan Vee dan Aurel. Namun, suatu hari terjadi sesuatu yang membuat persahabatan mereka berjauhan bahkan berpisah karena kematian Mala, yang merupakan perpisahan yang sangat berat dihadapi oleh Vee dan Aurel.
Amanat : Persahabatan yang terjadi dan dilakukan dengan hati yang tulus maka akan menghasilkan sahabat sejati yang hadirnya di dalam hati tidak akan pernah dapat tergantikan. Karena mencari sahabat sejati lebih susah daripada mencari 1000 musuh.


PERSAHABATAN YANG BERAKHIR PERPISAHAN
Vee, Aurel, dan Mala saling bersahabat. Tapi walau demikian, Vee dan Mala lebih dekat karena mereka sudah bersahabat sejak kecil. Sedangkan Aurel bersahabat dengan Vee dan Mala baru 2 tahun yang lalu.
Pada hari itu Mala tidak datang ke sekolah.
Vee : Eh, Mala kemana ya ? Kok dia ngak ke sekolah sih ?.
Aurel : Aku ngak tau. Tapi kan ngak biasanya Mala absen. Jangan-jangan Mala kenapa-napa lagi ?
Vee : Kalau gitu, pulang sekolah nanti kita jenguk Mala aja di rumahnya. Gimana ?
Aurel : Ehmm, tapi tunggu dulu. Hari ini kan ada ekskul PMR. Jadi kita pulangnya jam setengah empat ( 15.30 ).
Vee : Oh iya, kalau gitu nanti aja kalau ekskul PMR udah selesai baru kita ke rumah Mala.
Aurel : Ok deh.
Sepulang sekolah, mereka pun mengikuti ekskul PMR sampai pukul 15.30 dan segera ke tempat parkir kenderaan untuk pulang karena sekarang adalah jam ekskul basket. Namun ditengah perjalanan, mereka melihat sesosok gadis yang sedang berdiri di pinggir lapangan.
Aurel : Dia siapa ya ?
Vee : Siswa pindahan kali ya? ( memerhatikan gadis yang sedang membelakangi mereka )
Aurel : Loh, kalau dia siswa pindahan, ngapain dia ada di sekolah pada jam ekskul basket ?
Vee : Tau dech. Kita samperin yuk !
Aurel : Bentar-bentar.
Tiba-tiba handphone Aurel berdering.
Aurel : Duh, Vee, kayaknya gue ngak bisa deh ikut buat jenguk Mala. Soalnya mama gue nelfon, katanya dia mau ditemenin ke bandara buat jemput nenek gue yang datang dari luar kota. Sori yah ?
Vee : Huft, ya udah deh. Ngak apa-apa kok.
Aurel : Kalau gitu, gue pergi dulu ya. Dah.
Vee : Dah.
Vee menghampiri gadis yang ada di pinggir lapangan tersebut untuk menjawab rasa penasarannya.
Vee : ( Berkata dalam hati ) Kok dia mirip ama Mala ya ?
Mala ! ( memanggil gadis tersebut )
Mala : ( berbalik ) Vee ?
Vee : Loh, Kamu kan ngak ke sekolah ? Tapi kenapa kamu ada di jam ekskul basket ?
Mala : ( Menggenggam secarik kertas ) Gue datang ke sini karena gue mau kasih tau sesuatu ke elo.
Vee : Kasih tau apa ?
Mala : Gue mau ngucapin terima kasih karena selama ini lo udah baik banget ama gue. Lo udah mau jadi sahabat gue, pengertian ama gue, dan gue juga minta maaf kalau gue punya salah ama lo.
Vee : Sebenarnya lo itu kenapa sih La ? Apa yang lo sembunyiin dari gue ?
Mala : ( Menangis tersedu-sedu ) Gue ngak tau apa yang harus gue lakuin buat ngebalas kebaikan elo di sisa-sisa waktu gue ini ?
Vee : Sisa-sisa waktu ? Kenapa lo ngomong kayak gitu ? Emangnya elo mau kemana La ?
Mala : Elo tau kan kalau kepala gue itu sering sakit ?
Kemarin gue periksa ke dokter karna gue udah ga tahan, terus saat itu juga dokter nyuruh gue buat roncen daerah kepala, dan tadi pagi gue ambil hasil roncennya.
Vee : Trus ?
Mala tak menjawab pertanyaan Vee. Langsung saja Vee merebut secarik kertas yang sedari tadi di genggam oleh Mala.
Vee : Apa ? Ini ngak mungkin. Saudari Mala Salsabila Putri positif mengidap penyakit kanker otak stadium akhir ? Lo bohong kan La ?
Mala : Lo bisa liat sendiri kan Vee. Itu semua bukan rekayasa. Hidup gue bentar lagi berakhir. Bentar lagi gue akan ninggalin lo buat selama lamanya. Harapan hidup gue udah kecil banget.
Vee : Ngak, lo ngak boleh bilang gitu, kita ngak boleh pisah, ngak boleh.
Mala : Tapi Vee, setiap ada pertemuan, disitu juga pasti ada perpisahan.
Vee : Ngak, gue ngak mau La. Gue ngak mau pisah sama elo.
Tiba tiba Mala merintih kesakitan sambil memegangi kepalanya. Lalu kemudian pingsan.
Mala : ( Memegangi kepalanya ) Aw, sakit. Kepala gue sakit Vee.
Vee : La, lo kenapa ? ( Menopang tubuh Mala yang pingsan )
La bangun La ! Bangun ! Ya Tuhan, Mala kenapa ?? Toloong .... tolooong .....
Mala pun segera dibawa ke rumah sakit. Kemudian, Mala segera ditangani oleh dokter Indah. Vee pun menelfon ibu Mala, Ibu Tirsani agar segera datang melihat keadaan Mala.
Vee : Halo, ibu bisa datang ke rumah sakit Kasih Ibu, ngak bu ?
Ibu Tirsani: Memangnya ada apa nak ?
Vee : Mala pingsan bu. Ibu harus ke sini buat ngeliat keadaan dia sekarang bagaimana.
Ibu Tirsani: Iya, iya. Ibu pasti datang. Terima kasih atas pemberitahuannya ya.
Vee : Iya bu. Sama-sama.
Tak beberapa lama kemudian, Ibu Mala pun datang. Setelah genap 15 menit memeriksa keadaan Mala, akhirnya Dokter Indah pun telah selesai memeriksanya. Namun, wajahnya kelihatan tidak bahagia.
Ibu Tirsani: Dokter, bagaimana keadaan Mala ?
Dokter : Sebelumnya saya minta maaf yang sebesar besarnya, saya sudah bekerja dengan semaksimal mungkin, tapi saya bukanlah Tuhan yang bisa mengubah jalan hidup seseorang. Maaf , anak ibu tidak bisa di selamatkan. Kondisinya sudah sangat kritis, dan sel kanker tersebut telah menyebar keseluruh tubuhnya.
Ibu Tirsani: Maksud Dokter, Mala sudah meninggal ?
Dokter : Saya sudah berusaha bu.
Vee : Mala, ini ngak mungkin. Ngak mungkin.
Dokter Indah pun pergi meninggalkan Vee dan Ibu Tirsani. Vee pun menghampiri Ibu Tirsani yang sedang meratapi kepergian Mala.
Vee : Ibu yang sabar ya bu. Aku yakin di balik semua kejadian pasti ada hikmah yang bisa di petik.
Ibu Tirsani: Terima kasih ya, selama ini kamu sudah menghiasi hari-hari Mala lewat persahabatan yang kalian jalin bersama.
Vee : Udah bu, aku juga emang sedih karena kepergian Mala. Tapi, nasi udah menjadi bubur. Dan semua itu udah ngak bisa kembali lagi.
Ibu Tirsani:Iya, kamu benar. Semoga saja Mala tenang di alam sana.
Vee : Amin...
Keesokan harinya pun jenasah Mala sudah sampai di pemakaman yang berada tepat di depan sekolah Vee.
Aurel : Vee ! ( berlari dengan tergopoh-gopoh )
Gue udah denger dari siswa-siswa kalau Mala meninggal karena penyakit kanker otak.
Vee : Iya. Hari ini dia bakal di makamkan.
Aurel : Kalau gitu cepet kita ke pemakaman dia ( Menggenggam tangan Vee )
Vee : Iya, iya.
Sesampai di pemakaman, Vee dan Aurel melihat Ibu Tirsani yang terus menangis.
Vee : La, kenapa sih elo cepet banget tinggalin gue ? Gue ngak mau pisah sama elo.
Aurel : Udahlah Vee, kita harus relain kepergian Mala. Ini semua mungkin udah jadi takdir Tuhan.
Vee : ( Menangis sambil memandangi batu nisan Mala ) La, kenapa sih Lo harus ninggalin gue secepat ini? lo pergi sebelum gue bisa bikin lo bahagia. Asal lo tau La, di hati gue nggak ada sahabat sebaik lo. Lo itu sahabat sejati gue, yang selalu bisa nemenin gue dalam suka ataupun duka. La, semoga lo tenang di alam sana. Gue harap, lo nggak akan lupain gue, karna gue juga ngak akan pernah lupain lo. Selamat jalan ya sobat ! ( Beranjak pergi meninggalkan rumah abadi milik sahabatnya,